Surat dari Abu Umar Al Bagdhady

Jumat, 06 Februari 2009




sekilas pengkhianatan kepemimpinan HAMAS nampak dalam beberapa point berikut;

1. Keikutsertaan mereka ke dalam proses politik yang berada di bawah Undang-undang sekuler buatan manusia dan berpijak pada kesepakatan Oslo yang berisi kesepakatan untuk mengosongkan sekitar ¾ wilayah Palestina.

2. Pengakuan secara diam-diam terhadap Negara Israel dengan mengakui pembentukan Negara yang dibangun berdasarkan kesepakatan Oslo, serta pengakuan mereka atas sahnya presiden mereka yang sekuler, murtad dan menjadi agen Yahudi.

3. Pernyataan mereka untuk menghormati keputusan internasional yang berasal dari PBB. Hanya mengakui PBB saja merupakan bentuk pengakuan terhadap perundang-undangan buatan manusia dan juga pengakuan terhadap Negara Israel yang menjadi anggota lembaga dunia itu.

4. Keikutsertaan mereka dalam aliansi yang mengherankan dengan rejim murtad, khususnya di Mesir dan Syiria. Kedua Negara itu yang mengingkari darah saudara-saudara mereka dalam pembantaian Hamah.. (Khalid) Misy’al telah menyebut kejahatan sang pembunuh Hafidz al-Asad karena telah puluhan kali membantai muslim yang ikhlas, yang memelihara ummat bangsa Arab dan membela hak-hak bangsa Palestina.

Apakah, (Khalid) Misy’al dan yang lainnya tidak mengetahui bahwa tentara an-Nushairi Syiria adalah racun bagi kaum muslimin ahlus sunnah di Libanon, khususnya bangsa Palestina di berbagai Kamp pengungsian. Yitsaq Rabin, bekas Perdana Menteri Israel, tentang interfensi Syiria ke Libanon, ia mengatakan, “Sesunguhnya Israel tidak menemukan alasan untuk menolak tentara Syiria untuk melakukan penetrasi ke Libanon. Tentara ini akan menyerang orang-orang Palestina, dan jika kami hentikan atau kami halangi, kami bisa membantu orang-orang Palestina.

Dan bersekutu dengan Rafidlah Nushairiyyah di Syiria dengan pengakuan untuk membebaskan Palestina adalah pengkhianatan besar. Sesungguhnya Shalahuddin tidak memasuki wilayah Palestina dan menaklukkannya sebelum mengambil tindakan untuk menghancurkan Negara kaum Rafidlah al-Ubaidiyyah di Mesir dan Syam. Sementara an-Nushairiyyah memiliki aqidah yang lebih buruk dan menyimpan kedengkian yang lebih besar.

Syaikhul Islam rahimahullah berkata; Nushairiyyah adalah kaum kuffar, menurut kesepakatan kaum muslimin. Maka tidak halal memakan hasil sembelihan mereka, menikah dengan wanita mereka, dan mereka tidak ditetapkan untuk membayar jizyah maka mereka itu murtad dari agama Islam, bukan termasuk kaum muslimin, bukan Yahudi dan bukan Nasrani.

5. Mereka menelantarkan mujahidin semuanya, bahkan melakukan kesepakatan secara diam-diam untuk membunuh dan mengusir ahlu tauhid. Dia antara yang menunjukkan hal itu adalah kata mereka di Moskow, “Sesungguhnya masalah Chechnya adalah masalah dalam negeri Rusia”. Juga penjelasan mereka bahwa mereka tidak ada hubungan sama sekali dengan jihad di Iraq, dan tidak akan pernah terlibat dengan mereka”

6. Mereka mengatakan, bahwa mereka tidak akan berusaha mengislamisasikan masyarakat. Karena itu mereka tidak menuntut dilakukannya praktek politik yang sesuai dengan Syari’ah, atau dengan menerapkan hukum syari’ah ketika mereka ada di dalam pemerintahan. Kita lihat, mereka tidak menerapkan hukum syari’ah itu ketika mereka benar-benar menguasai jalur Gaza.

7. Permusuhan mereka yang berlebih-lebihan terhadap Salafiyyah Jihadiyyah, khususnya pada waktu sekarang ini, dan upaya mereka yang serius dan terus menerus untuk menyingkirkan segala proyek yang berpijak pada dasar salafi. Cerita mereka dengan Jaisy al-Islam yang sudah sangat dikenal, dan kisah seorang wartawan Inggris lebih dari cukup dikenal. Telah sampai kepada kami bahwa Jaisy al-Islam dahulu hampir mendapatkan hasil yang menguntungkan dari Inggris, sebelum HAMAS mencampuri masalah ini dan meminta untuk melepaskan seorang jurnalis yang ditawanan.

8. Mereka memutlakkan keharaman darah bangsa Palestina meskipun terhadap mereka yang berasal dari berbagai kelompok zindik yang murtad, termasuk si murtad pengikut Baha’iyyah Mahmud Abbas. Bereka bertindak demikian seolah-olah Allah belum menurunkan ketentuan yang muhkam (jelas) di dalam firmanNya;

Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya (al-Maidah:54)

0 komentar: