Keanehan Pemboman Marriot-Carlton

Sabtu, 18 Juli 2009


Beberapa keanehan dibalik peristiwa pemboman hotel marriot.

1. Pelaku bisa menginap dan masuk ke hotel JW. Marriot dan lolos sensor logam di pintu masuk di hotel dengan penjagaan ekstra ketat tersebut.

2. Untuk merakit bom tersebut, paling tidak pelaku menginap lebih dari sehari di hotel berbintang lima bertarif mahal tersebut. Berapa biaya yang harus dikeluarkan pelaku untuk mempersiapkan hal tersebut, 30juta - 50juta???. Katakanlah satu koper dorong yang terlihat di CCTV memuat 10kg blackpowder (+-$3/kg) cuman $30/Rp.315.000 ??? fuc***ng joke

3. LE (Low Explosive) dengan bahan dasar blackpowder menggunakan unsur Sulfur sebesar 10-15% dan asap yang berwarna hitam. Sedangkan rekaman CCTV tersebut dan pengakuan dari saksi menyatakan ledakan tersebut berasap putih dan tidak menimbulkan bau apapun. Ciri ini justru melekat kepada jenis HE (high explosive) sekelas semtex, RADX, PETN, dll. Sebuah peledak yang bahkan tidak dimiliki oleh TNI. Polri seharusnya melakukan uji balistik, uji material, asap ledakan, dll untuk mengetahui secara detail bahan peledak yang digunakan, dan tidak terpancing kepada bom yang ditemukan di lantai 18 (kamar 1808) saja. Bisa jadi bom tersebut sengaja 'ditinggalkan' oleh pelaku agar digunakan sebagai alat bukti palsu yang akan mengarahkan kepihak pihak tertentu.

4. Adanya dugaan pelaku dari orang asing seperti yang terlihat di rekaman CCTV detik detik menjelang ledakan tersebut.

5. Adanya rapat internasional beberapa perusahaan asing dan kegiatan internasional. Dugaan lain muncul terkait pihak pihak yang tidak menyetujui rapat tersebut (Komisaris Freeport, Adrianto Machribi menggunakan jasa pengawalan / ajudan yang pada saat itu berhasil menyelamatkan beliau.) dan tewasnya PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) Tim Mackay.

Semoga aparat keamanan benar benar bisa menguak pelaku, dan tidak sekedar menghukumi opini. (http://revolusidamai.multiply.com)

0 komentar: