Upacara Hari Pahlawan

Rabu, 11 November 2009



Hari itu sudah menjadi Selasa. Saya tidak lagi upacara bendera. Sengaja saya begitu. Bukan karena tidak ada sebab. Sebab kalau disebab-sebabkan maka akan banyak sebab. Dan saya kira itu memang tidak perlu. Kalau masih dianggap perlu, baca saja buku-buku di Palasari. Itu pasar buku yang ada di Bandung. Naik angkot Buahbatu-Sederhana kalau dari rumah saya. Turun di Jalan Gajah. Jalan sedikit ketemulah dengan banyak penjual buku. Nanti pilih salah satu dari mereka. Lalu tanya sama pedagangnya, ada buku yang bilang nasionalisme ibarat menggigit kemaluan sendiri tidak. Kalau ada beli. Kalau tidak ada, naik lagi angkot Buahbatu-Sederhana ke rumah saya, insyallah nanti saya bajakkan bukunya.

Tapi sumpah, saya sudah sejak SMA dulu paling malas untuk upacara bendera. Makanya setiap pergantian KM (baca; Ketua Murid), setiap itu pula saya melakukan lobby-lobby tingkat tinggi pada pejabat KM baru. Bukan untuk menjilat (ket: sebab saya tahu kalau menjilat mereka rasanya asam. ABG begitu loh!) tapi itu saya sengaja agar saya ditempatkan piket kelas di hari Senin. Hari dimana upacara bendera selalu diselenggarakan, hari dimana yang datang telat dipajang di lapangan upacara, hari dimana anak-anak berlomba berbaris untuk menjadi yang paling belakang, hari dimana pembacaan Pancasila oleh Kepala Sekolah selalu dijadikan gurauan, hari dimana saya selalu datang lebih pagi dari biasanya.

Begitu setiap tahunnya. Selama di kalender masih ada hari Senin, saya konspirasikan agar sayalah mendapatkan kursi empuk petugas piket kelas hari itu. Pokoknya selama Teori Konspirasi masih bisa dijalankan, saya usahakan tidak berupacara. Hingga kemarin akhirnya saya ditanya oleh seorang ibu-ibu di tempat kerja.

“Kok kamu tidak upacara sih?”

“Sudah hobi, Bu” jawab saya sambil cengengesan.

“Hobi kok aneh gitu?”

“Hobi orang kan beda-beda Bu. Namanya juga manusia. Tidak ada yang sama di seluruh dunia ini. Maka wajar saja kan kalau hobinya berbeda-beda”

“Begundal, kamu tidak cinta Indonesia ya?”

“Ya cinta dong, Bu. Jelek-jelek bobrok juga Indonesia tempat saya lahir”

“Cinta apanya? Disuruh upacara saja tidak pernah. Padahal ini kan upacara buat mengenang pahlawan-pahlawan kita”. Kebetulan kemarin tanggal 10 November. Itu hari Pahlawan Indonesia.

‘Yeee… si Ibu mah

“Yee gimana? Itu tanda kamu tuh gak menghormati pahlawan kita yang berjuang dulu”

“Buat saya mencintai tanah air dan menghormati pahlawan itu tidak perlu hari khusus, Bu”

“Kok begitu?”

“Soalnya cinta dan pahlawan saya luas serta banyak”

“Luas dan banyak gimana?”

“Iya saya tuh cinta Indonesia. Tapi cinta juga Malaysia, cinta Brunei, cinta Thailand, cinta Sudan, cinta Palestina, cinta Sudan, cinta Afghanistan, cinta Chechnya, Cinta Filipina, cinta Spanyol, cinta Arab Saudi” begitu kata saya, “Pahlawan saya tersebar di negeri-negeri tadi. Makanya saya mah cinta semua”

“Banyak amat”

“Harus banyak dong, Bu”

“Lha kok malah harus?”

“Buat saya, yang namanya pahlawan itu ya para mujahidin. Tidak adil dong kalau saya cinta Indonesia dan pahlawan Indonesia saja. Kan mujahidinnya tersebar dimana-mana. Jadi mau tidak mau cinta saya harus luas. Tersebar. Menembus sekat-sekat territorial”

“Agrh… kamu ini ada-ada aja. Cari-cari alasan”

“Ibu ini bagaimana. Justru harusnya Ibu bangga pada saya. Sebab cinta saya begitu luas. Saya berani diadu besar mana cinta mereka yang tadi upacara dengan saya. Mau sebanyak apapun orang upacara, cintanya tidak bisa mengalahkan luasnya cinta saya”

“Luas dari Hongkong!”

“Tidak usah jauh-jauh ke Hongkong, Bu. Disini saja kalau mau mendengarkan saya. Toh, meskipun saya cinta Hongkong, saya belum tentu bisa pergi ke Hongkong. Tidak ada uangnya, Bu”

“Hehehe…” si Ibu tertawa.

“Bu, mari kita berandai-andai. Kalaulah cinta Ibu dan saya dibandingkan, cinta Ibu itu hanyalah rahmatan lil Indonesia. Nah, sedangkan saya rahmatan lil alamin

“Hehehe…”

“Di negeri apapun kita hidup, mau di Timbuktu atau di Etophia, yang terpenting adalah kita menjadikan diri kita sebagai makhluk yang paling bertaqwa sekaligus cantik (seperti saya, itu dalam hati saya). Makhluk yang berguna bagi dunia karena perbuatan baiknya. Yang semata-mata didasari atas nama Allah dan agamanya”

“Hehehe… iya Pak Ustadz” Si Ibu ketawa sambil menyindir (barangkali)

“Ibu sepakat tidak?”

“Ya sepakat aja sih tapi masa pahlawan di negara orang dihormati juga”

“Namanya juga Mujahidin, Bu. Mau di negeri mana pun ya harus dihormat. Mereka itu generasi terbaik setelah generasinya Rasulullah.”

“Ntar gimana kalau tentara negara kita perang dengan tentara negara lain atau mujahidin versi kamu? Mau kamu anggap mereka pahlawan juga?”

“Bu, yang namanya Mujahidin itu pantang perang dengan sesama muslim. Kan sesama Muslim itu saudara. Innamal mukminuna ikhwah. Lagian tentara atau pahlawan yang benar itu pasti perangnya karena didasari nama Allah semata. Selain itu hendaknya dipertanyakan lagi status ketentaraan dan kepahlawanan mereka. Kecuali kalau konteksnya seperti yang saya bilang tadi, tentara/pahlawan yang rahmatan lil Indonesia atau yang rahmatan lil alamin

“Serem ah ngobrol ma kamu. Kayak teroris aja”

“Kok teroris sih, Bu? Memangnya kalau saya teroris bagaimana, Bu? Apa wajah imut-imut begini seperti teroris ya?”

“Hehehe…”

“Jadi tidak salah kan kalau saya punya pendapat begitu?”

“Nggak salah sih. Cuman serem aja”

“Biarin ah seram juga. Yang penting saya masih tetap imut. Benar kan, Bu?”

“Terserah kamu deh. Hehehe…”

QUIZ RUAR BINASA

Selasa, 10 November 2009

Quiz “Kalau Kamu Fesbukan Dengan Obama, Apa yang Akan Kamu Tulis di Wall Dia?”

Sumpah ini quiz beneran. Bukan bohongan. Kalau bohongan, untuk apa saya membohongi ratusan orang yang ada di link saya ini. Bisa-bisa kalau ketahuan berbohong, saya sudah jadi matahari-mataharian di Pos Satpam. Sengaja saya tidak pakai kata “bulan”, sebab matahari lebih besar daripada bulan.

Seandainya saya Bakri, tentu saya akan hadiahi pemenang quiz ini dengan satu buah rumah di Bogor Nirwana Residence (ket: yang tidak tahu tanya Fajarullah). Sayang saya belum sempat seperti dia. Maka untuk ini saya berikan saja T-Shirt bagi pemenang 1, 2, dan 3. Sedangkan pemenang selanjutnya hingga yang ke-10 saya berikan kenang-kenangan dari sponsor saja. Suka tidak suka diterima saja ya. Namanya juga rezeki. Ya kalau tidak menganggap itu rezeki, maka maklumi saja. Namanya juga sponsor.

Aturan main quiz ini sederhana saja. Kawan-kawan seantero dunia yang membaca quiz bombastis ini tinggal membubuhkan itu pendapatnya bila suatu saat ternyata Obama meng-add-mu menjadi temannya. Kawan-kawan mengandaikan akan menulis sesuatu di wall si Obama. Tapi ditulisnya tidak perlu lah di FB Obama yang beneran. Cukup disini atau akan lebih baik kalau mengisi langsung di Grup Quiz Ruar Binasa. Masih dalam jejaring FB. Silakan di klik lnk ini (http://www.facebook.com/pages/Jakarta/Quiz-Ruar-Binasa/173398324294). Atau bisa juga mengisi langsung di blog; www.begundalmilitia88.blogspot.com

Kenapa di kedua link itu? Biar saya tidak capek harus copas ke tim juri (Kepada Fajarullah & M. Angawedhaswara ini penodongan yang tidak bisa ditolak yang menyebabkan kalian tidak terlibat didalamnya). Andai saja tim juri berada dalam satu alamat. Tentunya akan lebih enak. Bisa saling diskusi, protes hingga ngopi bareng. Atau mungkin menggerutu karena beda pendapat ketika memilih pemenang. Sayangnya ternyata tidak.

Dengan berkat rahmat Allah Yang Maha Segalanya, insyallah, quiz ini tidak ada tujuan apapun. Ini hanya quiz untuk menyambut Tahun Baru Islam 1431 H (yang menurut kalender Masehi bertepatan dengan tanggal 18 Desember 2009). Tapi kalau diinterpretasikan berbeda ya terserah lah. Itu urusannya langsung ke Allah. Oleh karenanya, quiz ini pun dibatasi masanya. Ia berakhir tepat tanggal 16 Desember 2009 yang bertepatan dengan hari dimana Sidang Umum PBB membatalkan Resolusi 3379 yang menyatakan bahwa Zionisme adalah rasisme, hari dimana Soe Hok Gie wafat, hari dimana Kazakhstan merdeka, hari dimana saya patah hati. Agrhh… saya rasa tidak penting. Tapi tetap quiz berakhir 16 Desember 2009 tanpa ada sebab musabab.

Pemenang atas quiz ini sepenuhnya merupakan pilihan mutlak tim juri (Fajarullah, M. Anggawedhaswara & Pengkhianat). yang tidak bias diganggu gugat Hanya komen yang asoy geboy indehoy binti eplok cendol lah yang akan dijadikan 10 pemenang. Selain dari itu, kami haturkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan mencurhatkan isi hatinya di ruang yang sudah kami sediakan. Nantikan quiz selanjutnya.

NB: Pengumuman juaranya tanggal 18 Desember 2009. Tepat Tahun Baru Islam. Biar di tahun baru, baju pun baru.



PERINGATAN:
DILARANG MENYUAP JURI DIBAWAH 1 MILYAR!!!

Ini Bukan Eny Arrow


……………

Menjelang pulang, AA memberi Ra uang 300 dollar AS. AA lalu memeluk Ra dan mengajak bersetubuh. Namun, ajakan ditolak dengan mengatakan, “Lain kali aja Pak,” Tak berhenti sampai di situ, Aa lantas mencium pipi kiri dan pipi kanan.

Pertemuan itu lalu diceritakan Ra kepada Nas. Merasa mempunyai kepentingan, Nas lantas meminta Ra kembali menemui AA. Ia berharap Ra dapat menjadi penghubung dengan AA. Hal ini terkait dengan usaha Nas untuk menjadi direktur BUMN. “Setelah dihubungi, AA bersedia bertemu di tempat yang sama. Selanjutnya, dengan menggunakan taksi, Ra dan Nas menuju Hotel GM. Saat akan menuju kamar, Ra diminta Nas agar mengaktifkan HP supaya bisa mendengar pembicaraan.

Pada saat Ra masuk, AA sudah berada di dalam kamar dan mempersilakan Ra duduk di sofa. Ra kembali meminta AA menjadi member MG, dan juga menanyakan kemungkinan “kerabat”-nya (Nas) menjadi Direktur BUMN. Di sela pembicaraan, AA meminta Ra memijat punggungnya. Pada saat sedang dipijat, AA membalikkan tubuh lalu mencium pipi, bibir, membuka kancing baju dan menurunkan bra sebelah kiri sambil berkata ‘katanya pertemuan selanjutnya kamu mau kan’.

Ajakan tersebut kembali ditolak Ra. Karena takut terdengar korban, Ra kemudian mematikan telepon seluler. Meskipun ditolak, AA masih terus menjamah tubuh Ra dan meminta Ra memegang alat kelamin AA hingga mengeluarkan sperma. Sebelum pulang, AA memberikan uang sebesar 500 dollar AS.

Ketika akan keluar kamar, tiba-tiba Nas masuk dan marah sambil berkata kepada AA, “Mengapa Bapak bertemu dengan istri saya di sini dan apa yang Bapak lakukan terhadap istri saya? Kemudian Nas menampar pipi Ra. Mendengar kemarahan Nas, AA
memohon, “JANGAN PAK, SAYA MASIH INGIN MEMPERBAIKI NEGARA”

***

Ini bukan kutikan stensilan Eny Arrow. Bukan pula dukungan buat orang yang terlibat di dalam tulisan. Ini hanya saya ingin saja. Ingin pajang-pajang disini. Ingin biar rileks. Ingin tidak dianggap pornografi. Tapi intinya sih ingin menyebarkan bahwa memperbaiki negara tidak perlu capai-capai masuk parlemen. Cukup hanya dengan pintar menurunkan bra, maka anda sudah menjadi pahlawan di negeri ini. Asoyyyyy………………

Fatamorgana Pulihnya Ekonomi Global


Pendahuluan

Pada peringatan 60 tahun Great Depression, Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan Amerika Serikat mempublikasikan perhitungan bahwa PDB ekonomi AS mulai tumbuh setelah selama empat catur wulan mengalami penurunan. Jika ini benar, maka ini adalah pertumbuhan pertama perekonomian AS selama satu tahun ini. Amerika Serikat bergabung dengan ekonomi terkemuka lain seperti Jepang, Cina, Jerman, dan Perancis yang tampaknya mulai bangkit dari resesi dan terhindar dari kolaps. Beberapa pihak berpendapat bahwa ini merupakan pertanda berakhirnya ‘resesi besar’ dan kembalinya era pertumbuhan ekonomi.

Untuk menilai kebenaran pendapat ini, kita perlu melihat kembali faktor-faktor penyebab resesi dan menganalisanya, apakah faktor-faktor tersebut masih ada atau apakah faktor-faktor tersebut telah digantikan oleh kondisi-kondisi ekonomi yang akan membawa pertumbuhan baru yang lebih dapat dipertahankan dan berkelanjutan.

Pertumbuhan ekonomi negara-negara Barat pada dekade terakhir ini digerakkan oleh gelembung ekonomi sektor (pembiayaan) properti/real-estate yang menstimulasi perekonomian negara Barat lainnya. Gelembung tersebut mencapai proporsi yang sangat luar biasa besar, karena bank-bank berhasil menciptakan beragam produk keuangan yang dimunculkan dari utang properti (KPR) untuk kemudian dijaminkan dan dijual kepada bank-bank lain. Rupanya, laku kerasnya jualan baru itu dikarenakan adanya asumsi bahwa gelembung ekonomi sektor properti dan pembiayaannya akan terus berkembang.

Kenyataannya, pada bulan April 2007 perusahaan hipotek kategori sub prima (KPR bagi kalangan tak mampu) – New Century Inc – kolaps. Diikuti dengan jatuhnya Northern Rock pada bulan Februari 2008, lalu AIG, Lehman Brothers, dan bank-bank besar lainnya. Jatuhnya berbagai bank dan hedge fund properti menunjukkan kepada kita bahwa pertumbuhan/boom ekonomi pada dekade terakhir bukanlah boom ekonomi yang sustainable. Ia juga menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut dibangun berdasarkan asumsi liar bahwa harga properti akan terus menerus naik. Asumsi tersebut saat ini terbukti salah, harga properti justru semakin jatuh, karena banyak rumah yang terpaksa harus dilelang bank akibat pemilik hipoteknya gagal bayar. Terungkap sudah adanya lubang besar dalam praktek bank-bank besar dunia dalam menyalurkan utang.

Banyak bank yang seenaknya saja mengucurkan utang demi mengejar target dan bonus tahunan. Praktek tidak bertanggung jawab ini menyebabkan mereka ‘terpaksa’ melakukan write-off (pembatalan utang) terhadap puluhan trilyun utang, karena banyak yang wanprestasi (default/ Non Performing Loan). Hal ini mengakibatkan penghentian tiba-tiba kegiatan inti (sekaligus cashflow) perbankan, yakni mencari dana pihak ketiga dari nasabah dan meminjamkannya kepada beragam permohonan pembiayaan bisnis dan proyek. Oleh sebab itulah krisis yang sejatinya berada di ranah keuangan / moneter dapat berpengaruh kepada ranah ekonomi riil, di mana produksi turun, perusahaan bangkrut, dan pengangguran meningkat. Seperti itulah bangunan perekonomian Barat yang pada dekade terakhir digerakkan oleh sektor properti (utang hipotek).

Demi mencegah kehancuran perekonomian mereka lebih lanjut, pemerintahan negara-negara Barat melakukan intervensi dalam skala yang luar biasa besar. Gagasan tersebut muncul dari prediksi bahwa jika ada banyak orang yang tidak dapat melakukan konsumsi yang dapat merangsang kegiatan ekonomi, maka negara dipandang perlu untuk menyediakan uang yang dibutuhkan untuk merangsang ekonomi itu sendiri dan pada akhirnya akan mengembalikan kepercayaan diri serta mulai nmenggerakkan roda ekonomi. Dalam hal krisis yang sedang terjadi saat ini, pemerintahan negara-negara Barat mengambil tiga pendekatan penyelamatan, yakni nasionalisasi, paket stimulus, dan pencetakan uang baru.

Menganalisis Aksi Pemulihan Ekonomi

Banyak ekonom dan pembuat kebijakan yang berpendapat bahwa perekonomian negara-negara besar telah menunjukkan pertumbuhannya antara bulan April dan Juni 2009, dan hal ini menandai berakhirnya ‘resesi besar’.

Selama resesi, Jerman kehilangan 6,7% pendapatan nasionalnya. Jerman adalah jantung industri manufaktur di Eropa. Dalam menumbuhkan ekonominya, ia sangat bergantung kepada ekspor. Jadi, masalah terbesar baginya adalah jatuhnya tingkat perdagangan global, yang tahun ini oleh WTO diprediksikan menurun 10%. Meski demikian, kebijakan populis Kanselir Angela Merkel dan kesepakatannya dengan Russia untuk memasok kendaraan pabrikan Jerman menunjukkan bahwa pulihnya ekonomi Jerman didasarkan kepada adanya faktor-faktor temporer dan bukan perbaikan fundamental ekonomi mereka. Pada bulan Februari 2009, pemerintah Jerman menyetujui rencana paket stimulus senilai Euro 50 milyar. Mereka juga menerapkan Program Pembuangan Mobil pada bulan Februari 2009, di mana para pemiliknya akan menerima insentif tunai untuk pembelian mobil baru sehingga dapat memulihkan industri mobil yang sedang sekarat. Program ini dianggap berhasil, dengan peserta mencapai lebih dari 1,7 juta orang

Semenjak masa puncak resesi hingga saat ini, penurunan pendapatan Perancis adalah 3,5%. Pemerintah Perancis mengumumkan prakarsa senilai Euro 26 milyar yang didesain untuk merevitalisasi ekonomi. Perancis dan Jerman telah keluar dari resesi karena sektor keuangan hanya sebagian kecil komponen dalam perekonomian mereka.

Penurunan total yang cukup telak menimpa Jepang dengan angka 8,4%. Kebijakan stimulus pemerintah yang mencapai USD 260 milyar telah membantu penggelembungan kembali ekonomi. Termasuk dalam paket stimulus tersebut adalah pemberian uang tunai dan subsidi untuk membeli peralatan rumah tangga dan kendaraan yang hemat energi.

Jika benar bahwa AS telah keluar dari resesi, maka total penurunan pendapatannya adalah 3,7%. Data PDB tiga perempat tahun 2009 menunjukkan bahwa memang ada kenaikan penjualatan ritel bulanan sebesar 2,2% selama bulan Agustus lalu, yang merupakan kenaikan prosentase terbesar semenjak bulan Januari 2006. Tapi sesungguhnya kenaikan tersebut digerakkan terutama oleh kenaikan 11,6% kenaikan penjualan mobil, yang merupakan dampak langsung dari Program Cash for Clunker (sama seperti Program Pembuangan Mobil di Jerman). Ketika program tersebut selesai, penjualan ritel justru jatuh 1,5% pada bulan September.

Paket Stimulus = Menyelesaikan Masalah?

Pada puncak krisis ekonomi banyak negara Barat yang mengembangkan paket stimulus dalam rangka menyelamatkan ekonomi mereka dari kejatuhan. Stimulus paling terkenal adalah paket USD 1,2 Trilyun pada tahun 2008. Tapi harus disadari bahwa stimulus adalah semacam minuman penambah energi atau doping yang berdampak sementara. Ia didesain untuk menstarter ekonomi yang mogok, bukan menjadi bahan bakar yang dapat menumbuhkan ekonomi secara berkelanjutan.

Oleh karena itu, pertumbuhan yang saat ini terjadi di beberapa negara sesungguhnya adalah hasil yang diinflasi. Disebut diinflasi karena ia muncul sebagai dampak dari aksi stimulus yang bersifat sementara. Prakarsa pemerintah seperti Program Pembuangan Mobil yang banyak ditemui di negara-negara Barat, pengurangan PPN di Inggris dan pajak pembelian rumah pertama di AS dan Perancis berkontribusi masing-masing sekitar 1% dan 0,5% terhadap porsi total kenaikan PDB yang terkait penjualan kendaraan bermotor dan investasi perumahan. Manakala program-program tersebut berakhir, maka berakhir pula kontribusinya terhadap ekonomi.

Terkait ‘berakhirnya’ resesi ini, ekonom dari IHS Global Insight, Brian Bethune berpendapat: “Mendapati perekonomian tumbuh kembali adalah hal baik, tapi kami tidak berpandangna bahwa tingkat pertumbuhan ini dapat berkelanjutan karena ia telah didistorsi oleh segala macam stimulus pemerintah. Tantangannya di sini adalah mendapatkan pertumbuhan organis, pertumbuhan yang tidak dibantu oleh steroid/doping fiskal.”

Salah satu bukti dari betapa tidak fundamentalnya pertumbuhan ekonomi adalah tingkat pengangguran yang masih 9,8% di AS sendiri, atau sekitar 15 juta pengangguran.

Saat melihat pertumbuhan dari segi kualitas, banyak sekali faktor-faktor ekonomi yang sesungguhnya temporer dan tidak dikendalikan oleh faktor-faktor yang dipandang sustainable. Dana Saporta, ekonom dari Stone&McCarthy Research di Skillman, New Jersey menguatkan hal ini: “Kebanyakan kekuatan ekonomi AS dibangun oleh faktor-faktor temporer seperti prakarsa stimulus fiskal seperti kredit pembelian rumah tinggal.” Justru pada kenyataannya bantuan yang disediakan pemerintah di seluruh muka bumi menunjukkan pentingnya bantuan pemerintah dalam pemulihan ekonomi tahap awal, yang jika ia dihilangkan maka sangat mungkin ekonomi Barat akan jatuh menuju resesi lagi. Dan ini sepertinya kemungkinan yang akan terjadi, jika tidak boleh dikatakan akhirnya pasti terjadi, karena pemerintah tidak akan mampu terus menerus memberikan paket bantuan stimulus yang mahal.

Paket stimulus telah mendorong pertumbuhan yang artifisial/palsu. Sekali saja negara-negara Barat melepaskan dirinya dari upaya bantuan pemulihan ekonomi yang telah mereka sediakan, maka kita perlu melihat kembali apakah pasar bebas benar-benar dapat berfungsi secara mandiri. Dengan semakin dekatnya musim belanja yang datang (Haji, Kurban, Natal, Libur akhir tahun), kuartal akhir tahun ini akan menunjukkan angka yang baik terhadap aktivitas konsumsi yang tidak distimulasi. Namun, dengan tingkat pengangguran yang sedang memuncak, produksi nasional yang masih prematur dan utang yang masih tinggi, tumbuhnya pendapatan pada kuartal akhir ini sangat banyak dipengaruhi oleh aksi stimulus pemerintah, dan oleh karenanya ia sangat mungkin merupakan pertumbuhan yang diinflasi dan tidak berkelanjutan.

Simpulan

Sementara AS sebagai ekonomi terbesar dunia sepertinya mulai keluar dari resesi, ekonominya tetap bergantung kepada belanja konsumen (tingkat konsumsi). Ini dapat diketahui dari porsinya yang sekitar 70% dari PDB. Sementara ekspor hanya memperoleh porsi 11% dalam konstruksi ekonomi AS. Maka tingkat belanja konsumsi yang berkelanjutan adalah hal yang esensial bagi AS. Sayangnya, saat ini tingkat konsumsi di AS masih belum menunjukkan adanya sinyal perbaikan.

Bantuan yang diberikan oleh Dunia Kapitalis tidak akan pernah benar-benar menyentuh permasalahan ekonomi yang mendasar, yakni pertumbuhan yang tidak berkelanjutan, tingkat konsumsi yang digerakkan oleh utang, sektor keuangan model kasino/judi, dan pertumbuhan ekonomi balon (bubble economies). Yang dapat dilakukan oleh paket-paket stimulus tersebut hanyalah untuk menjaga Ekonomi Kapitalis mengambang meski pengangguran, pengambilalihan aset, dan kebangkrutan tetap ‘meraja-lela.’

Jadi meski secara statistik Ekonomi Kapitalis ‘mungkin’ telah keluar dari resesi, kenyataannya yang membumi sangatlah berbeda. Intervensi a la Sosialisme oleh Pemerintahan Kapitalis telah berhasil menunda sementara kejatuhan ekonomi. Namun, sekali saja seluruh prakarsa temporer tersebut ditarik dari ‘pasar bebas,’ maka pasar sepertinya sangat tidak mungkin bisa berdiri di atas kakinya sendiri. Oleh karenanya, ekonomi dunia secara riil masihlah sama kondisinya dengan posisi tahun lalu.

Sungguh malang. Pada saat mayoritas masyarakat Kapitalis menghadapi prospek pengangguran dan pengambil-alihan aset yang semakin muram, mereka tidak akan mendapatkan kembali sedekah pemerintah untuk memudahkan situasi yang sedang mereka hadapi. Berita akhir-akhir ini mengenai pemberian bonus besar-besaran oleh bank-bank besar dunia kepada pihak manajemen, menunjukkan kepada kita kemana saja sesungguhnya paket bail-out (dana talangan) tersebut disalurkan. Fakta di atas juga menegaskan bahwa sesungguhnya perjanjian yang dibuat di KTT G20 yang lalu hanyalah untuk konsumsi publik (katanya, demi mengembalikan kepercayaan ‘pasar’ terhadap kondisi masa depan). Kenyataannya, hingga saat ini pemerintah negara-negara Barat tidak ada yang membuat aturan /keputusan hukum tentang penghentian pemberian bonus.

Memang kondisi ekonomi dunia tidak menjadi semakin buruk, namun pengangguran tetap tinggi, dan tingkat konsumsi masih rendah dalam kaitannya untuk mempertahankan pemulihan ekonomi. Prediksi terbaik atas beberapa ekonomi besar dunia, dalam hal pertumbuhan kuartal akhir ini, adalah pertumbuhan yang prematur. Sementara fundamental ekonomi yang sangat mendasar masih tenggelam dan belum pula muncul ke permukaan. Oleh karenanya, bolehlah kita katakan bahwa pulihnya ekonomi saat ini hanyalah fatamorgana.

[disadur oleh Rizki S. Saputro dari tulisan Adnan Khan di www.khilafah.com]

Kepada YTH Pemberi Lowongan Kerja

Kamis, 05 November 2009



Kepada Yth

HR. PT. Xxxx Xxxxxxxxxxx 

di Xxxxx 

Dengan hormat,

Melalui surat ini, saya tidak bermaksud melamar pekerjaan seperti yang salah satu staff Bapak kirimkan ke email saya. Sungguh suatu tawaran pekerjaan yang sangat menarik menurut hemat saya. Terlebih dengan penggunaan bahasa Inggris yang baik dan benar. Mengesankan sebuah kebonafidan dalam nilai tertentu. Namun sekali lagi, saya dalam hal ini tidak untuk bermaksud mencoba mengisi kebutuhan yang diperlukan di perusahaan Bapak. Saya hanya ingin mengemukakan perasaan saya saja. Perasaan ahru yang tiba-tiba muncul setelah membaca email dari salah seorang staff Bapak. Email yang disebar ke banyak orang.

Terus terang, Bapak, buat saya apa yang Bapak lakukan ini adalah sesuatu yang indah. Pada saat kenyataan di negeri ini jumlah pengangurang begitu meningkat, Bapak justru muncul bak dewa penyelamat menawarkan pekerjaan pada mereka (ket: pencari kerja).  Momen seperti inilah yang sangat ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Terlebih bagi mereka yang gagal dalam tes-tes CPNS yang sedang bergulir saat ini. Bahkan begitu juga bagi mereka yang ingin memiliki rumah dan tanah di sekitar Bogor. Sebab tanpa pekerjaan, tentunya mereka tidak akan dapat merealisasikan mimpinya itu.

Bapak yang terhormat, saya tidak mau tahu, apakah Bapak bermaksud riya atau tidak. Terserahlah. Karena masalah itu ada di dalam hati. Yang tahu hanya Bapak dan Tuhan yang Bapak sembah. Akan tetapi terlepas dari itu tadi, bagi saya apa yang Bapak lakukan adalah sesuatu yang sangat terpuji. Telah dengan jelas sudah bisa membantu orang lain sekaligus membantu program pemerintah khususnya Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II untuk mengurangi jumlah pengangguran. Dan jangan lupa, dengan jalan ini, akan banyak lagi anak yatim dan janda-janda miskin yang terbantu. Sebab mereka yang (insyallah) diterima kerja di tempat Bapak sejatinya akan memberikan shadaqah atau infak kepada mereka tadi.

Sungguh, hati saya ini tidaklah terbuat dari cadas. Sekiranya Bapak tidaklah usah menilai apa yang saya tulisankan ini terlalu mendramatisir apa yang telah staff Bapak kirimkan ke email saya. Inilah sejujur-jujurnya apa yang ada di dalam hati saya. Keinginan dan keikhlasan Bapak untuk membuka rezeki kepada sesamanya membuat saya terenyuh dan tentunya sekaligus bangga yang tiada tara. Saya nyaris tidak percaya bahwa masih ada di dunia ini orang yang begitu mulia dan peduli terhadap sesama seperti Bapak.

Bapak jangan menolak apabila saya puji meskipun saya sadar sesadar-sadarnya bahwa hanya Allah-lah Yang Maha Terpuji. Bapak pun jangan melempari mata saya dengan pasir karena ingin mengikuti sunnah Rasul yang mengatakan apabila kamu dipuji maka lempari yang memuji dengan pasir. Sekali-kali janganlah seperti itu. Sebab pujian saya semata-mata karena apa yang telah Bapak lakukan selama ini. Saya dapat membayangkan bagaimana Bapak berusaha menyisihkan waktu di sela-sela kesibukan Bapak, untuk menyusun kalimat-kalimat iklan berbahasa Inggris, membuat kata-katanya menjadi singkat namun padat, dan merelakan sejumlah uang tertentu untuk biaya publikasi. Juga, mungkin member upah pada staff Bapak untuk menyampaikannya kepada email saya.

Adakah di dunia ini yang begitu indah selain mengetahui ada orang seperti Bapak yang begitu mulia hatinya ini?  Saya yakin ada. Banyak. Namun tidak jelas dimana. Tetapi paling tidak Bapak sudah menempatkan diri Bapak sendiri sebagai salah satu orang yang termasuk ke dalam orang-orang mulia di dunia. Dan jikalau Bapak ini dinobatkan menjadi pahlawan, saya doakan Bapak tidak ditunjuk sebagai orang yang mendapatkan penghargaan, disemati bintang jasa atau dikalungi untaian bunga nan indah. Sehingga dengan begitu Bapak akan tetap dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Selevel dengan guru-guru kita tercinta.

Semoga Tuhan senantiasa memantau Bapak untuk membimbing dan meluruskan serta semakin memperbaiki hari ke hari Bapak.

Saya sudahi surat ini dengan ucapan terima kasih, doa akhir majlis serta syukur kepada Allah SWT. Salam Kenal.

Jakarta, 22 Oktober 2009

Benny Gunawan Dalmatin, S.E., S.H.

(S)arjana (E)dan & (S)arjana (H)ipernyengled