Siapa Boediono? (KAlian Tidak Perlu Tahu)

Senin, 18 Mei 2009


Kemarin lusa saya lihat banyak orang-orang yang kebakaran. Iya kebakaran jenggotnya. Herannya yang tidak punya jenggot pun ikut-ikutan kebakaran jenggot. Ga tau jenggot ada disebelah mana. Apa bulu ketek bisa disamakan dengan jenggot? Tapi kan jenggot tidak sebau bulu ketek. Ah ngapain sih tidak penting untuk dibahas. Saya yakin yang keteknya bau pun ogah membahas.

Semuanya merasa kalau Boediono (Itu tuh yang dicalonkan jadi cawapres ma SBY, saingannya Budi Anduk) tidak cukup pantas memegang kursi RI 2. Lagian ngapain dipegang ya Boed? Kursi mah buat didudukin. Bukan untuk dipegangin. Kalau mau dilapin biar bersih. Dasar makin hari orang-orang kian bertambah aneh. Saya sih mengira mereka ini memang sudah sentiment sejak awal pada Boediono. Apakah saya harus bilang kepada kalian semua, bangsa Indonesia kecuali SBY dan jajaran partai Demokrat, kalau Boediono itu sekolahnya di luar Nagrek (di Singaparna & Pensilmania) sampai tingkat S3? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang pada kalian semua kalau Boediono itu orangnya sabar sekali? Hingga saking sabarnya, angka kemiskinan menaik pun dia dengan santai menaikan suku bunga saat semua bank sentral menurunkan suku bunga. Padahal sumpah suku itu tidak mempengaruhi bagi tingkat kemiskinan. Kan negeri ini bilang berbeda-beda suku tapi jangan suku jebrag (artinya tanya orang Sunda). Begitu juga dengan bunga. Bunga sama sekali tidak penting bagi rakyat Indonesia. Soalnya rakyat masih setia makan dengan nasi. Bukan dengan bunga. Kecuali rakyat Indonesia disihir menjadi lebah madu semua. Sekali lagi, apakah saya harus bilang Bodieono itu orang yang sabar sekali? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus juga bilang kepada kalian, tanpa melihat suku kalian ada yang jebrag atau tidak, kalau Boediono pernah menjabat sebagai staf ahli konsultan di Pertamina ketika SBY menjabat Menteri Pertambangan dan Energi? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau Boediono pernah menjadi Direktur Operasi dan Pengendalian Moneter di Bank Indonesia? Saya kira tak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau kemarin lusa saya lihat spanduk Say No To Boediono & Say Yes To Budi Anduk di perempatan Buahbatu? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian semua, kalau Boediono ketika baru menjabat Menkeu, langkah pertamanya adalah menyelesaikan Letter of Intent dengan IMF serta mempersiapkan pertemuan Paris Club September 2001? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau Boediono sebenarnya tidak salah mengambil kebijakan karena ia hanya meneruskan jalur yang benar sesuai dengan Neoliberalis? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau Boediono itu saingannya Mama Lauren & Ki Joko Bodo karena banyak orang bilang dia itu orang pintar? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau Boediono dapat mengawal tata kelola ekonomi negeri ini -meski dia tidak pernah meronda & Polisi Patwal yang doyan ngawal mobil-mobil Just married- seperti selama ini dia sukses ideologo kapitalis tetap bercokol di kampus–kampus negeri ini? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau Boediono ketika menjadi Menkeu program utamanya melakukan konsolidasi fiskal dalam arti menyelamatkan fiskal supaya kuat? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, dengan bahasa indah dan mendayu-dayu syahdu kalau Boediono-lah yang mengakhiri kerjasama yang manis-manis manja dengan IMF meskipun dulu menyepakati dan anak buahnya banyak yang eks IMF? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, dengan bahasa bahsa yang sangat kasar dan membentak-bentak kalau Boediono tidak mau dijajah & ingin lepas dari penjajahan sementara perusahaan-perusahaan mintak & pertambangan asing hanya dianggap sedang berkunjung bertamu? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau Boediono didukung Gunawan Muhammad yang belum tentu Gunawan Muhammad akan mendukung kalau cawapresnya Ust. Habib Riziq atau Ustad Abu Bakar Baasyir? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau Boediono bukan penjahat sebab yang menjadi penjahat adalah pelaku sistem ribawi yang dilaknat Allah -sebagai orang yang telah dijerumuskan setan dan kekal di neraka-? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau tadi saya pergi (tidak maaf) beol ke WC sambil baca koran yang ada berita Boediono-nya? Saya kira tidak perlu.

Apakah saya harus bilang kepada kalian, kalau Indonesia menjadi Neoliberalis bukan karena Boediono? Sejak dulu Indonesia sudah liberalis. Liat ajah banyak kelompok-kelompok liberal tumbuh subur di negeri ini. Dari mulai Jaringan Islam Liberal, Liberation Youth hingga Hizbut Tahrir (terj. Liberation Party). Kalau Indonesia menghambakan diri menjadi budak debt trap & kapitalis, saya kira tidak perlu.

Apalagi yang harus saya bilang kepada kalian tentang Boediono? Saya kira saya tidak perlu lagi memberi tahu. Kalian pasti sudah tahu.

Surat Untuk Pacarku Bukan Untuk Pacar Kalian


Bandung, 17 Mei 2009

Kepada
Pacarku XTC. Ummi Brun-Brun
Di Jalan Hati no. 1
RT. 03 RW. 04
Desa Margacinta
Kecamatan Suka Cinta
Bandung – 40287


Dear Hanes tut Der hanes tut Kokodi kokoda,

Hallow Ummi Brun-Brun yang jinak-jinak merpati. Aga kareba? Kamu tidak sedang sibuk bikin masakan di dapur kan? Ati-ati sekarang lagi banyak tabung gas meleduk. Oh ya, syukurlah kalau kamu sedang baik-baik saja seperti Pingkan es Mambo. Alhamdulillah saya juga sekarang lagi mengetik tulisan ini dan belum dimasukan ke surga-Nya Allah.

Sebelumnya jangan kaget ya kalau aku tiba-tiba menyuratimu. Akyu tahu surat menyurat sudah tidak musim. Biarlah. Meski tidak musim tidak berarti rasa sayangku luntur karena waktu. Btw, akyu sedang Kangen band nich ma kamyu. Sekalian akyu juga mo ingetin kalau dua tahun lalu kita jadian diatas pohon jambu. Aku masih ingat loh saat itu. Sampai sekarang ga bakalan lupa. Waktu kamyu menerima tembakanku, akyu langsung terjatuh ngagedebut ke bawah. Sumpah baru sekali itu akyu nembak tapi diterima dengan ikhlas (kamyu ikhlas ga waktu itu?). Sungguh akyu sangat Tersanjung IV bangetsekalipisan. Terima kasih ya

Oh iya, boleh minta foto kamyu lagi ga? Yang kemarin kamu kasih hanyut pas ada banjir. Yang sebelumnya digerogotin tikus. Tinggal hidung kamyu aja yang keliatan. Padahal saya kan sudah punya banyak gambar buah jambu. Habis hidung kamyu kayak jambu. (Hehehe… Darah merah nyiprat di dinding, jangan marah just kidding). Kalu kamyu ikhlas & ridho, boleh tidak saya minta kamyu punya foto lagi. Untuk saya pandangi di tengah malam yang penuh rembulan (mang rembulan ada berapa biji ya??) kala akyu merindu. Kayak Evie Tamala aja ya Merindu? Boleh kan pacarku?

Dah ah segitu aja dulu ya suratnya. Cup…cup…cup…muach. Makan Jeruk diatas tank baja, tulisan jeruk emang disengaja. Jaka Sembung bawa darah, kalau ga nyambung jangan marah.


Yang pengen perawatanmu
Begundal Militia

Kupinang Kau Hari ini

Minggu, 17 Mei 2009


Mengenang 2 tahun lalu tepatnya hari.
Meski memang tulisan dibawah ini bukan terlahir pada tanggal hari itu, tapi tulisan ini menjiwai apa yang telah saya lakukan hingga tepat hari itu. Walaupun sebenarnya terlahir bukan untuk itu.

***

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalaamu’alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh.


Kepada Ukhti
Di tempat

Segala puji bagi Alloh, Rabb semesta alam, tidak ada Tuhan selain Dia. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan dien yang haq untuk dimenangkannya atas yang lain. Dia pula yang telah mencurahkan nikmat yang sangat besar dan tak terhitung banyak serta nilainya.

Semoga shalawat serta salam dilimpahkan kepada pengemban risalah Islam dan teladan seluruh ummat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada seluruh insan yang beriman dan berkesungguhan meninggikan dan menegakkan Al-Islam.

Mohon maaf sekiranya tulisan ini mengganggu dan mengusik hati dan pikiran ukhti. Setelah saya mengetahui bahwa ukhti saat ini tidak terikat aqad dengan seorang ikhwan yang lain, maka sekarang saya hendak menyampaikan niat beserta sedikit penjelasan. Tapi sebelumnya saya mengharapkan pengertian ukhti untuk tidak menyampaikan hal ini kepada siapapun kecuali yang berkepentingan. Mudah-mudahan hal ini bisa lebih menjaga niat dan menghindarkan diri dari fitnah.

Ya Allah, hanya dengan izin dan kekuatan dari Engkau, kesungguhan niat ini dapat terungkapkan :

“Bismillaahirrahmaanirrahiim. Ukhti, niat dan kesungguhan ini sesuai dengan hukum syara’. Hanya dengan mengharap ridlo Allah, saya berniat untuk mengkhitbah ukhti.”

Sejujurnya, keinginan ini muncul begitu saya mengetahui Ukhti. Walaupun saya sadar saya belum tahu ukhti seperti apa. Namun saya ukhti adalah yang terbaik bagi saya. Meskipun saya menyadari bahwa saya bukan orang yang terbaik dan orang yang tershaleh yang ukhti harapkan.

Namun ketika niat sudah timbul, maka tentu perlu perencanaan. Saya akan gambarkan sedikit perencanaan tentang hal ini. Dari sisi nash-nash dan pemahaman terhadap aturan pergaulan Islam, insya Allah kita sedang berusaha memahami dengan mengkaji dari sumber yang sama. Saya yakin ukhti lebih paham tentang hal ini.

Ketika ukhti menjawab “Tidak”, maka cukuplah Allah sebagai saksi dan Dia-lah yang menetapkan pilihan dan keputusan terbaik untuk kita. Allaahu Akbar.

Ketika ukhti menjawab “Ya”, maka Segala Puji hanya milik Allah. Semoga Allah memurnikan niat kita sebagai hamba-Nya. Dan semoga kita termasuk orang-orang yang optimal menyempurnakan ikhtiar dalam mengharap ridlo-Nya.

Rencana saya, (sekiranya jawaban “Ya”). Sekali lagi sekiranya jawaban ukhti “Ya”: saya akan menyegerakan untuk menemui orangtua/wali ukhti untuk meminta dan memohon do’a. Insya Allah kita termasuk orang yang mengejar keutamaan, sehingga kita harus menyiapkan kedua orang tua kita dan keluarga untuk meminta restu dan do’a mereka.

Kemudian saya akan segera berikhtiar untuk mendapatkan penghidupan yang cukup sambil menyelesaikan studi. Mudah-mudahan kuliah dapat selesai pada akhir tahun ini.
Seandainya Allah memberi kemudahan dan rezeki yang cukup sebelum studi selesai, maka tak ada alasan untuk saya menunda-nunda pernikahan. Seandainya Allah menentukan keputusan yang lain (menikah lebih cepat atau menunda lebih lama atau putus sekalipun) maka kita hanya bisa menerima keputusan-Nya dengan sabar dan ikhtiar yang lain serta semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya.

Semua perencanaan itu akan lebih indah ketika kedua orangtua kita telah sama-sama siap untuk melepas putra-putrinya, disertai dorongan do’a dan motivasi serta kebaikan mereka lainnya yang tiada pernah berhenti. Dengan demikian kita harus menyiapkan mereka dan selalu memohon do’a dari mereka.

Sekiranya ada kesalahan dalam proses pengungkapan niat ini, tolong koreksi dan seandainya ukhti mempunyai keinginan (penjelasan rinci, pertanyaan, dsb) tolong sampaikan. Saya berharap pengalaman pertama ini dapat menjadi pelajaran dan hikmah yang berarti untuk diri yang dhoif ini.

Untuk bahan perkenalan, saya sampaikan biodata ringkas sbb :

[SENSOR]

Izinkan saya menutup dengan do’a :

Ya Allah, kembali ingin kuungkapkan kegelisahan jutaan bintang ini, kembali kujedukan isi meteor-meteor hati kepada-Mu, kuyakin Engkau Maha Mengetahui segala yang tersembunyi dalam galaksi ini, kembali diri ini memohon curahan hujan kosmis kasih-Mu. Meskipun diri ini kotor, lemah & berlumur dosa laksana black hole yang membelah asteroid.

Ya Allah, Berilah kami orbit terbaik dengan ridlo-Mu, berilah kami kemudahan untuk berotasi pada syari’at-Mu, berilah kami kekuatan dan istiqomahkan kami dalam Dien-Mu.

Ya Allah, Izinkan kami untuk berikhtiar dalam mengendalikan asteroid-asteroid kegelisahan ini. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan kekuatan dari-Mu, Ya Rabb.

Ya Wadud, Kami telah memahami Qadla-Mu, maka jauhkanlah kami dari pijar-pijar keraguan dalam mengambil keputusan. Kami yakin pertolongan-Mu sangatlah dekat bagi siapapun yang menolong agama-Mu. Dengan ridla-Mu Ya Allah, Berilah kami lintasan komet dan bintang terbaik menurut ketetapan-Mu, teguhkan kami dalam menapaki gemuruh seruan-Mu, jadikanlah kami menjadi hamba-Mu yang shaleh dan shalehah.

Ya Rahman, Sungguh kami mohon kepada-Mu pilihan yang terbaik menurut ilmu-Mu, kami mohon kemampuan dengan kekuasaan-Mu, dan kami mohon anugerah yang besar dari-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan kami tidak, Engkau Maha Tahu sedangkan kami tidak, bahkan Engkau Maha Mengetahui segala sesuatu yang ghaib.

Ya Rahiim, Engkau Maha Mengetahui, sekiranya persoalan ini (khitbah) baik bagi kami, baik untuk agama kami, baik untuk urusan dunia kami, baik untuk kehidupan kami, baik bagi segala persoalan yang kami hadapi, baik untuk akibat perbuatan kami, baik menurut-Mu untuk kami sekarang & masa datang, maka kuasakanlah persoalan ini dengan nebula terbaik dan berilah kami andromeda serta berilah kami bimasakti dalam persoalan ini. Akan tetapi, sekiranya persoalan ini (khitbah) buruk bagi kami, buruk untuk agama kami, buruk untuk urusan dunia kami, buruk untuk kehidupan kami, buruk bagi segala persoalan yang kami hadapi, buruk untuk akibat perbuatan kami, buruk menurut-Mu untuk kami sekarang & masa datang, maka hindarkanlah persoalan ini jauh dari kami dan berilah kami keselamatan, kemudian berikanlah pilihan lain yang lebih baik dimana saja adanya dan ridloilah kami dengan pilihan terbaik tersebut.

Ya Kariim, Kami mengetahui dan yakin terhadap janji-Mu bahwa laki-laki yang baik hanya diperuntukan bagi wanita yang baik, kami mengetahui bahwa wanita yang keji diperuntukan bagi laki-laki yang keji. Jadikanlah kami menjadi laki-laki dan wanita yang baik Ya Rabb, karena kami menginginkan pendamping hidup yang baik pula. Baik menurut pandangan-Mu dalam syari’at-Mu.

***

Setelahnya ukhti membaca surat ini, saya harap tolong pahami isi surat ini dengan mendalam, jika ada yang kurang dimengerti tolong sampaikan sehingga saya bisa menjelaskan lebih lanjut.

Jangan ragu untuk mengambil keputusan, mintalah petunjuk kepada Allah. Kejujuran pribadi akan menentukan langkah yang akan diambil selanjutnya. Kita hanya bisa berikhtiar, hasilnya hanya Allah yg berkuasa menentukan. Apapun yang akan menjadi jawaban, itulah yang terbaik untuk saat ini.

Setelah ukhti menjawab, tolong beri saya taushiyah & gambaran apa yang harus saya lakukan selanjutnya. Sekali lagi saya berharap, semoga hal ini dapat menjadi amanah untuk kita saling menjaga dari fitnah & tidak perlu orang lain tahu kecuali orang yang berkepentingan, karena pinangan bukan untuk diumumkan, akan tetapi untuk dijaga sesuai keharusannya.

Wassalaamu’alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuh.
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin.


Bandung, 7 Maret 2004

SBY! Selingkuh???

Jumat, 15 Mei 2009


Saya biarkan si Teteh yang manis itu menghitung. Barusan saya memberikannya 3 buah buku. Entah kenapa dia tidak bilang terima kasih. Padahal sudah saya kasih dia 3 buah baku. Baru-baru. Eh, yang ada dia malah nagih uang.

“Delapan puluh dua ribu Pak!” tatapannya kosong memandangi Tom Cruise yang ada didepannya.
“Kok delapan puluh dua ribu Teh? Tiga kali!”
“Delapan puluh dua ribu ini sudah termasuk diskon.”
“Diskon dari Hongkong. Mana mungkin saya ngasih delapan puluh dua ribu buku. Satu pameran ini saja kayaknya ga bakal ada buku sebanyak itu.”
“Ih si Bapak mah.Maksud saya total harga buku yang Bapak beli itu segitu!”
“Oh bilang atuh dari tadi. Terus jangan pakai Bapak gitu ah. Kesannya jadi kayak suami istri aja. Romantis banget.”
“Ah Bapak ada-ada saja.”

Yang ada-ada saja situ kali kata saya. Ga ngerti aja kalau uang saya langsung habis gara-gara beli 3 buku itu. Padahal rencana ke pameran pengen beli buku Tafsir Filsafat Quran buat anak tetangga yang ultah ke-2. Soalnya ga enak kemarin saya dikasih nasi kuning ala Padang ma doski. Ya sekedar balas Wati kakanya Budi ceritanya.

Sumpah nasi kuning ala Padang kiriman kemarin enak banget. Saking enaknya saya suruput sayurnya. Terus diletakan piringnya. Ini bukan karena saya titisan RinTintin tapi saya menjalankan sunnah Rasul. Pan kata Rasul juga makan itu ga boleh nyisa. Mubazir.

So aja geura bayangin. Kalau 200 juta orang di Indonesia sisa makan makanannya di piring tidak dihabisin. Berapa ton makanan yang bakal terkumpul? Kalau dikumpulin semua saya pasti bisa mandi sisa makanan didalamnya. Kayak Revo yang suka maen mandi bola. Banyak kan? Makanya makan jangan disisain. Bener tuh apa yang Bu Kasur bilang. Itu lagunya yang cerita tentang makan. “Sebelum Kita makan Dek…… Banyak-banyak makan jangan ada sisa, makan jangan bersuara (aaaaaaaaa…suara backing vocal) Ayo makan bersama!

Btw, makan bersama tuh makan apa sih? Kantor Bersama dimakan? Busyettt… Bu Kasur mengajarkan yang tidak baik ke anak-anak. Masa Kantor Bersama dimakan? Padahal segede alaihim gambreng gitu? Bisa-bisa meledak tuh perut. Kalau ga meledak juga tu perut bakal susah beol. Lha wong yang dimakan tembok. Hehehe…

***

Sampai di rumah saya tidak langsung makan seperti ajakan Bu Kasur tadi. Sambil tiduran di kursi yang ada TV-nya. Huhuy… mang ada kursi yang ada TV-nya? Maksud saya kursi di ruangan yang ada TV-nya. Disanalah beta membongkar bungkusan dari pameran buku di Braga yang tadi saya sempat digoda oleh kerling-kerling nakal si Teteh penjual buku yang begitu tega.

Buku pertama saya sobek. Maksud saya bungkus plastiknya yang saya sobek. Tak lama saya langsung baca. Tapi baru satu kalimat saya baca, perut saya mules ga karuan. Ya udah saya pergi ke toilet. Tak lupa sambil melaksanakan ibadah ritual; baca buku sambil ngeden.

KURANG AJAR! Baru baca artikel pertama saya sudah ngakak. Saking ngakaknya, orang-orang rumah pada nanya. Mereka keheranan kok di toilet ada yang ketawa begitu.
Aya naon?” (Ada apa katanya)
“Hahahahaha…..”
“Ih kenapa sih?”
“Ini udah bukaan 9 nih. Rasanya bentar lagi mau keluar nih jabang tetuka.”
“Maksudnya apa bukaan 9 ma jabang tetuka???”
“Iya iniiiiii……… Brotttt……..Plunggggg”

Ah rasanya ga penting deh diceritakan. Ngapain juga saya cerita kalau ee sayah yang tadi susah keluar akhirnya bisa terjun bebas. Kayaknya kerjaan aja ceritain hal yang kayak gitu. Palagi cerita ee yang keras juga item. Ga ada penting-pentingnya dech.

Tapi sumpah saya bersyukur baca kitab vulgar ini ke toilet. Kalau tidak begindang saya bisa masuk RS karena dah 3 hari pantat ga nge-pup. Saya itu paling ogah berhubungan dengan pantat. Astagfirullah! Kok berhubungan dengan pantat ya? Itu kan dilarang! Liwad hukumannya cambuk. Ihh takuttt… Yang jelas pelajaran yang bisa diambil setelah meditasi di toilet saya harus berguru pada penulis buku ini. Tulisannya benar-benar kick ass (terj. nendang pantat). Lah kok pantat lagi? Ga boleh ah ma pantat lagi mah. Dilarang!

Satu lagi wangsit yang saya dapat dari hasil kontemplasi di toilet yaitu dengan penuh kerendahan hati saya menyakini dan membenarkan bahwa penulis buku ini adalah benar-benar orang sakit jiwa dari RS Jiwa Ujung Kulon. Bernama Pidi Baiq!!!

***

Darimana saya tahu doski? Ayo jawab! Saya yakin ga bakal ada yang tahu. Sebab hanya saya yang tahu & sempat bertemu dengan doi. Lagian pertanyaan ini emang buat saya sendiri. Jadi ga perlu ada yang menjawab. Kalau ada yang jawab berarti sok tahu.

Awalnya saya tahu doski entah tahun berapa. Saat itu saya diminta menggantikan jasad temen saya (Ria Fariana) sebab dirinya tidak bisa kirim jasadnya ke Bandung. Begitu juga dengan rohnya. Soalnya dia masih belum mati. Kebetulan acaranya adalah temu penulis Mizan plus sejenisnya yang ada dalam kekuasaan Haidar Bagir Korporesen.

Ketika memasukin area ballroom hotel saya memang berniat datang kesana cuma buat ikut makan-makan aja. Lumayan pasti makanannya asoy-asoy. Sengaja dari pagi saya tidak makan. Biar entar di hotel aja. Kapan lagi coba saya ke hotel.

Karena acara tidak menarik dan tidak ada seorang pun yang saya kenal, saya memilih membuat acara sendiri. Acaranya In Depth With My Eyes. Kalau diterjemahkan sih melihat secara mendalam & menikmati secara detail apa yang ada dihapadan mata saya. Nah berhubung sensor mata saya ini terlampau canggih, bisanya cuma lihat yang cantik-cantik saja. Walhasil acara dengan host saya sendiri pun berlangsung lebih seru dan tentunya lebih menyenangkan.

Sayang, kenikmatan saya diganggu oleh seorang yang begitu ganteng. Dengan gayanya yang (sumpah) kampring pisan doi begitu enjoy ngagaring di depan panggung. Eh bukan di depan panggung. Kalau di depan panggung kan saya. Dia ada di panggung. Tepatnya diatas panggung. Bersama beberapa teman-temannya. Kalau tidak salah ada 3 orang dech. Plus 1 gitar, 1 bass betot dan 1 lagi kecrek. Apa ya bahasa Indonesianya kencrek??? Pokoknya itulah. Tanya aja Ariel Peterpan sama tukang ngamen.

Tadinya saya kira akan bawain lagu-lagu balada. Soalnya acara seperti sekarang eh dulu deng. Sekarang kan saya sedang ngetik. Dasar bodoh! Iya soalnya acara gitu paling pas kalau lagunya lagu-lagu balada. Tapi dugaann saya salah. Pas dengar kata The Panas Dalam sontak saya terkejut. Ini ternyata The Panas Dalam. Saat itu mereka belum ngeluarin album. Saya hanya pernah dengar MP3 rekaman lagu mereka dari seorang kawan anak Seni Rupa ITB.

Ternyata benar apa yang seorang kawan saya bilang kepada saya waktu itu di rumah saya yang sebenanrnya rumah orang tua saya. Band ini eh itu plus juga personilnya semua orang-orang sakit jiwa. Tapi meski pun gila lagunya edan-edan. Iya isinya tentang orang edan alias sakit jiwa. Coba bayangkan saja orang gila bisa bikin lagu tenatng kehidupan orang gila. Berarti mereka kan orang gila yang tergilakan dalam kepintaran gilanya kan? Halah naon ieu teh!!! Bahasanya mani selangit begindang.

Ah pokoknya mah sejak saat itu saya langsung jatuh cintrong dengan group orchestra inih. Apalagi dengan penyanyi yang suaranya pas-pasan itu. Berikut style berpakainnya yang busyet 90-an banget. Saya jadi ingat Trio Libels ketika jaya-jayanya. Ketika itu kan Deddy Dukun, Farid Hardja, dan Hamdan ATT selalu saja ditiru gaya dandannya oleh kawula muda 90-an. Emang mereka personil Trio Libels ya? Sumpah bener kok. Nama aslinya emang itu. Tanya aja ma Pidi Baiq. Kenapa jadi bahasa Trio Libels ya? Balik lagi!

Ah pokoknya mah sejak saat itu saya langsung jatuh cintrong dengan group orchestra inih. Apalagi dengan penyanyi yang suaranya pas-pasan itu. Berikut style berpakainnya yang busyet 90-an banget. Tadi sampai sini kan???....... Terusin. Tapi yang paling saya membuat terinspirasi adalah isi dari otak Pidi Baiq. Saya merasa banyak kehidupan saya yang kayaknya tidak kalah menarik apa yang doski lakukan. Bedanya saya mah kurang sakit jiwa. Kalau Pidi Baiq sakit jiwa kuadrat sampai mendarah daging di sekujur badannya.

Sekali lagi pokoknya saya jatuh cintong lah ma Pidi Baiq. Eit, jangan anggap saya homreng ya. Gini-gini juga saya masih normal. Ngapain milih Pidi Baiq selama masih ada Atalarik, Thomas Djorghi, dll. Ya kalau sampai saya terdampar di planet Pluto ma Pidi Baiq selama berpuluh-puluh tahun itu baru lain ceritanya. Itu dengan harus digarisbawah, di-bold, ditandaii spidol, dengan kata TERPAKSA. Hehehe…

Udah ah kepanjangan nih kayaknya. Saya mau meneruskan baca buku-nya Pidi Baiq yang lainnya lagi. Kalau nanti ada Pidi Baiq asli baca coretan ini. Jangan bilang-bilang kalau saya punya foto dia lagi ganti baju ya. Bilang aja saya lagi pengajian gitu. Terus kalau dianya malah tepuk tangan bilang jangan. Tepuk tangan membuat saya merasa bangga. Khawatirnya malah sombong. Sombong kan sama seperti Riya Jenaka. Bilang aja ke doski lempari dengan kotoran. Sebab saya merasa sangat Tersanjung IV kalau dilempari kotoran oleh raja kotoran. Palagi kalau kotorannya dari kotoran raja kotoran. Saya sebagai hamba sahaya kotoran akan merasa sangat kotor oleh kekotoran yang dikotorkan dari sang biang kotor. Piss Pidi Baiq! Lop Yuuuuuu


Nb:

Kalau ada yang tanya kenapa judul tulisan ini “SBY! SELINGKUH?” tolong dijawab jangan berpikiran kotor dulu. Maksud saya SBY disana adalah Silakan Baca Ya! Tidak lebih dari itu. Tidak ada maksud memperkeruh suasana kedamaian Antasari Azhar yang main goyang dompret ma Rani Juliani. Jadi jangan anggap saya mengina atau subversif. Tak ada guna, kemampuan dan kepentingannya saya menghina SBY. Kalau pun misal SBY emang hina biar saja Allah yang menghina dia.

Nah kalau ada yang tanya kenapa disisipi kata SELINGKUH? Ya biarin aja. Ini kan judul yang ngasih judul saya. Yang cerita juga saya. Suka-suka saya dong.

Ketapel Art; Sebuah Obrolan Kecil

Kamis, 14 Mei 2009



KetapelArt mungkin nama yang terasa asing sekaligus aneh buat sebagian orang. Namun untuk sebagian lainnya termasuk saya, nama ini begitu melegenda. Meskipun belum cukup lama eksis di dunia perjuangan revolusioner, namun semangat contra culture mereka terasa dan semakin membesar. Tak ayal ini membuat KetapelArt menjadi salah satu peluru yang suatu saat kelak bakal menedang pantat para kapitalis dari bumi ini. Yeah… berikut sedikit obrolan santai bersama mereka;

Sebelum lebih jauh kita berbincang, bisa menjelaskan terlebih dahulu apa, bagaimana, dan siapa itu KetapelArt terus filosofi apa dibalik nama keren KetapelArt itu? (sori standar pertanyaannya)
Jhondoe: Kami disini bukan hanya berdakwah saja tapi juga berbisnis. Bisnis yang berdasarkan Syariat Islam, harusnya kami berempat tapi dua orang keluar mereka ngak mampu menjalankan bagaimana sistem bisnis dalam Islam.
Fuad: KetapelArt dulu berempat ada Ague, Jhondoe, Pongah is dead dan Sinyo. Namun karena keduanya sibuk sama kegiatan lain sekarang tinggal gue sama Jhondoe dan disusul juga oleh bergabungnya Thufail Al Ghifari dari Al Faid Corporation dan menggantikan posisi mereka.
Thufail Al Ghifari: Yoi Pongah dan Sinyo dipecat karena takut nikah.. Hehehe

Apa yang membuat kalian merasa bahwa Islam adalah agama yang benar?
Thufail Al Ghifari: Ini pertanyaan yang sangat tolol! Karena yang lain salah makanya gue pilih jalan yang benar.
Jhondoe: Ya betul ini pertanyaan yang sangat idiot banget!
Fuad: Karena gue nyaman sama Islam dan sistem yang ga da busuk nya

Adakah pertentangan dari lingkungan sekitar kalian ketika kalian memutuskan untuk menjadikan Islam sebagai trigger revolusi kalian?
Thufail Al Ghifari: Pertanyaan klasik nih... Ya bisa tebak sendirilah. Tapi buat gue demokrasi itu menyebalkan dan revolusi telah mati... Persetan dengan revolusi!
Jhondoe: Gak ada masalah gue dengan lingkungan. Alhamdulillah gue sempat tersesat kayak Thufail dan Fuad.. Hahahaha...
Fuad: Ada awalnya dari kedua orang tua tapi lama lama ngerti pelan pelan. Dari teman teman kampus gue dulu tapi gue cuekin para penganut agama punk dan hedonis.

Kenapa kalian memilih menggulirkan konsep seperti sekarang ini dalam ”berjuang”? Kenapa tidak seperti mengikuti Pil DAI (TPI), ikut ausidi KCB, dll? (Hahaha...)
Bareng – bareng: Hahaha lu kenapa sih ngasih pertanyaan ada ada aja... Jihad Bukan Ajang Kontes! Apalagi jadi kacung kapitalis berlabel dakwah...
Fuad: Gak sekalian aja Indonesia Idol, kalau ada Jihad Idol aja gue ngak mau ikut
Thufail dan Jhondoe: Hahahaha...


Isi dari konsep perjuangan yang kamu usung saat ini menitik beratkan dalam hal apa? Apa yang kamu harapkan dari isi tersebut?

Thufail: Menitik beratkan pada masalah Tauhid, Dakwah dan Jihad.
Fuad: juga Mardhotillah serta Ridho Allah Swt.
Jhondoe: Ukhuwah

Seberapa besar pengaruh dunia underground yang pernah kalian terjuni beberapa waktu silam terhadap usaha kalian dalam ”perjuangan”?
Fuad: Regret gue, tapi setidaknya ada ibroh sejarah dalam hidup gue dari situ... Underground just step in stone
Thufail: Underground is dead!
Jhondoe: Gue ngak ikut ikut underground, underground yang gue ikutin itu Shaikh Abdullah Hanafi, Shaikh Abdullah Sungkar, Shaikh Abu Bakar Ba’asyir.
Thufail dan Fuad: Yeah...Allahu Akbar!!!

Beragam orang mendefinisikan tentang Punx dari nihilism, anarkisme hingga sebuah karya music yang kick ass. Namun ada juga yang mengatakan bahwa punx itu adalah sebuah konsep perlawanan terhadap penindasan. Orang-orang seperti Gandhi, Mandela, Malcolm bahkan Muhammad saw pun dikatakan adalah seorang punx. Dan kalian juga (KetapelArt) dikatakan sebagai seorang punx. Menurut kalian bagaimana & apa punx itu sendiri?
Fuad: Kafir tuh orang bilang Nabi Muhammad SAW seorang PUNK. Punk Is dead! Bagi gue Punk hanya sebagai musik, dan musik hanya sebagai senjata. atau sebagai media. Jadi perlawanan bukan lagi punk karena ada perlawanan yamg hakiki. Hehehehe
Thufail: Sejak kapan PUNK jadi sunnah Rasul.. Murtad jangan setengah setengah mas… Apapun bentuk dan definisi punk itu kami ngak mau jadi bagian dari itu. Kami mau belajar jadi mujahidin bukan PUNK. PUNKNGAJIAN mungkin gue mau. Hahahaha…
Jhondoe: PUNK SHIT!!! Kenyang, wareg!!

Banyak orang mengatakan D.I.Y adalah suatu pola hidup. Ia adalah salah satu bentuk perlawanan terhadap kapitalisme sekaligus pencerminan dari nilai-nilai anarkisme. Menurut kalian sejauh mana konsep ini bisa diaplikasikan dengan keyakinan kalian, Islam?
Fuad: Gak bisa disamakan antara Islam dan DIY. Dalam DIY setiap orang berhak mendefinisikannya karena tidak ada aturan baku tentang DIY. Tapi dalam Islam sudah ada hukum mutlak. Dengan atau label DIY Islam adalah Islam gak usah dicocok-cocokin.
Fuad: DIY itu hanya omong kosong yang iri sama ketenaran RADJA, PETERPAN dan SELEB2.. Hehehe… Karena konsep kemandirian itu sudah diajarkan oleh Islam sebelum D.I.Y itu ada.. DIY leave it or Fuck you!
Thufail: Yang penting mengerjakan sesuatu berdasarkan ilmu dan dalil dalil Al Quran dan As Sunnah yang benar. Bukan ikut – ikutan atau taklid buta bukan juga main tafsir semau gue dan logika gue
Jhondoe: Islam ya Islam apapun bentuknya Islam tetap Islam ngapain disama-samain sama DIY.
Thufail: DIY zaman sekarang udah jadi INDIE dan disponsori sama produk rokok.. Tuh lihat aja acara rock indie di salah satu stasiun TV.. DIY adalah BOHONG BESAR!
Thufail: Kebanyakan pembacot DIY tempo dulu zaman zaman gue masih nonton United Smoker di Bekasi, saat ini orang – orang yang gue pernah celotehan anti kapitalisnya udah jadi bagian dari kapitalisme itu sendiri. Mereka tanpa malu menjilat ludah mereka sendiri dengan kehidupan hedon mereka. Gue bersyukur bisa mengenal Islam. Islam is bigger than DIY! Than everything!

Bagaimana kalau ternyata produk D.I.Y kalian malahan hanya dijadikan sebagai sebuah trend fashion oleh mereka yang biasa dibilang poseur?
Thufail: Yang penting memahami hakikat Islam itu sendiri. Yaitu segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan Al Quran dan As Sunnah. Buat KetapelArt tidak ada istillah posser kami lebih suka menyebutnya sebuah proses belajar. Kalau mereka yang menggunakan merchandise kami sebagai trend fashion belaka setidaknya disitu kami sudah menang 1 : 0 melawan fashion fashion busuk seperti bikini, tank top, dan pakaian pakaian ala barat.
Fuad: Selama menutup aurat ya kita ngak terlalu masalah.. Kalau dibilang ada poseur kami tidak masalah asal tidak bertentang dengan Al Quran dan As Sunnah.
Jhondoe: Kami hanya menyampaikan Islam tanpa ditutup-tutupi dan tidak menjual ayat – ayat Allah maksudnya memutar balikkan dalil. Dan kami disini juga sambil belajar juga
Thufail: Islam itukan dakwah, dan proses itu tantangan buat kru KetapelArt agar bisa mengarahkan semua yang mungkin anda bilang poseur itu menjadi seorang muslim sejati. Itulah dakwah! Dan KetapelArt Bukan produk DIY!
Fuad: Betul..Bagi gue ngak ada kata poseur malah klo poseur jd Rasul lebih Cool bro… hehehe
Jhondoe: Yoi!

Pernah suatu ketika saya menemukan seseorang mengatakan kawan saya tidak seperti seorang muslim (menyerupai orang kafir alias tasyabuh) karena cara dandanannya & attitude luarannya. Sialnya kawan saya dikatakan demikian ketika menggunakan produk-produk kalian. Menurut kalian bagaimana dengan pandangan tersebut? Atau kalian termasuk orang yang Fuck Attributes?!
Thufail: Orangnya suruh ngomong langsung ke kita aja biar lebih asooy… Yang penting garis merahnya jelas bahwa aurat aurat prinsipilnya tertutup sesuai Al Quran dan As Sunnah buat kami itu bukan tasyabuh.
Fuad: Baju koko itu jugakan dari China, baju gamis itu pun trend arab dari zaman Abu Jahal.. Harusnya orang seperti itu juga berani dibilang tasyabuh… Yang penting hukum menutup auratnya tidak kami langgar… Sensitif tuh orang. Kecuali pake anting, Tattoan nah bukan tasyabuh lg tuh. Hehehehe
Jhondoe: Yaelah ini mah baju bukan Aqidah! Kalau Aqidah lu menyimpang baru lu katain kayak gitu.
Fuad: Kecuali kalau gue jualan tank top di sablon baru lu bicara seperti itu sangat pantas.

Beberapa orang dari kalian dahulu atau mungkin juga saat ini masih eksis dalam dunia permusikan. Setahu saya salah seorang ada yang menjadi personil Roots Of Madinah (ngaku aja deh!!!:p). Bagaimana menurut kalian menggabungkan musik, politik serta keyakinan kalian sementara di sisi lain ada yang mengatakan musik itu terlarang a.k.a haram?
Thufail: Pas banget pertanyaannya, Alhamdulillah Allah menggabungkan kami bertiga.
Fuad: Hahaha maksudnya gue apa Thufail nih?
Thufail: Haram dari Hongkong! Gue gak nemuin Al Quran mengharamkan musik. Kalaupun ada itu hadist bunyinya kurang lebih “Akan ada umatku yang menghalalkan minuman keras, wanita dan musik”. Hadis ini harus dikaji lagi dipisahin satu satu berarti minuman keras itu HARAM, WANITA HARAM, MUSIK ITU HARAM. Nah harusnya yang ngutip hadis ini jangan menikah karena wanita itu HARAM.
Kalau menurut apa yang kami pelajari musik itu jadi haram jika bercampur dengan wanita dan minuman keras. Kami beranggapan musik itu mubah selama ia tidak melalaikan.
Fuad: Baca Al Quran pas Adzan Sholat aja haram.
Jhondoe: Yang penting tidak melalaikan dari hal hal prinsipil Islam seperti sholat wajib dan sebagainya.

Art bagi kalian itu apa sih?
Thufail: Art itu gabungan dari huruf A dan R dan T. Hahahaha…
Fuad: Sesuatu hal yang membuat human interest, kalau ngak interest bodoh amat itu urusan elu mau suka atau ngak sama art KetapelArt!
Jhondoe: Art ya Art aja udah.. Pusing amat!

Bagi saya art itu memiliki definisi yang beragam. Sekarang bagaimana pandangan kalian –tentunya dari sudut art tapi boleh juga dari sudut terserah kalian- tentang film-film seperti Battle For Haditha, Body Of Lies, Ghosts Of Abu Ghuraib, Jihad for Love, Kabul Express, Kandhahar, One Day in September, Osama, Paradise Now, Prisoners of The Mountain, Redacted, Road To Guantanamo, Taxi to The Dark Side, The War Within, Waltz With Bashir, dll bila dibandingkan dengan dibandingkan dengan film-film keluaran Arrahmah Media?
Thufail; Yang pasti bungkus bungkus cd film-film cocok buat dijadikan bungkus nasi uduk dan cd – cdnya buat nambel genteng bocor.. Film busuk!
Fuad: Bedalah film Ar Rahman sama film-film yang dibilang busuk tadi.
Jhondoe: Selama Ar Rahmah tidak menjadikan Mirzan Gulam Ahmad sebagai nabi kami lebih suka film Ar Rahmah
Thufail dan Fuad: Hahaha…

Menurut pandangan kalian, aksi-aksi vandal berupa penempelan pamphlet/poster edukatif Islam, mencoreti tembok-tembok kota dengan piloks bernada seruan jihad, dan melempari simbol-simbol kapitalisme dengan telur busuk termasuk sebuah direct action atau sebuah performent art?
Fuad: Itu terserah kalian, kami dukung aja selama gak nyoret tembok rumah gue sama masjid.
Thufail: Hahaha.. Asal jangan terjebak euphoria. Kebanyakan dari kita mahir berpropaganda dan retorika tapi ketika masalah penerapan kata kata kita banyak yang lalai terhadap komitmen kepada Syariat Islam. Dan jangan ngumpet melulu…
Jhondoe: Masjid Ahmadiyah sih ngak apa apa dicoret-coret. Hahaha..

Mendirikan Infoshop merupakan opsi lain dari aksi langsung (direct action). Ada keinginan tidak dari kalian untuk membuat sebuah infoshop dimana didalamnya ibarat sebuah one stop service. Dalam arti kalian menangani berbagai macam layanan yang berhubungan dengan art mulai dari desain, recording, clothing, distro, hingga perpustakaan, area diskusi, dll. Atau mungkin kalian punya impian sendiri? Seperti apa?
Fuad: Ya ke depan kami ingin seperti itu, saat ini baru tempat diskusi saja di Tanjung Priuk.
Thufail: Yoi markaz diskusi kami di pesantren Missi Islam Jakarta Utara
Jhondoe: Pengen gue punya markaz selengkap itu tapi pelan pelan akan kami kejar cita cita itu.
Thufail: Kalau perlu markaz ada gudang senjata AK 47 favorit gue. Hahaha
Fuad: Mudah2 an bisa seperti itu agar tersibghah para kawula muda yang masih ber ABG LABIL. Hehehehe
Jhondoe: Kalau gue machine gun dan pisang goring. Hahaha

Pandangan kalian sendiri akan jihad? Kapan jihad itu dilakukan dan bisakah dia disamakan dengan menahan hawa nafsu?
Thufail: Jihad itu Qital!
Fuad: Jihad lawan nafsu itu beda lagi, lawan hawa nafsu gak usah pakai jihad emang harus dilawan tiap hari.
Thufail: Hadist jihad tertinggi melawan hawa nafsu itu hadist palsu!
Jhondoe: Jihad itu dimatiin atau mematikan! Jihad itu ngak perlu nunggu Khilafah tegak!
Thufail: Orang yang bicara bahwa jihad itu harus menunggu Khilafah tegak sama tololnya dengan orang yang menggunakan demokrasi sebagai alat perjuangan.
Jhondoe: Sekalian aja jihadnya nunggu nabi Isa As turun. Wong kami yakin nabi Isa As ngak akan turun lagi.
Thufail: Ya intinya Jihad itu Qital. Bukan demokrasi dan bukan juga setelah khilafah tegak. Jihad bisa dilakukan kapan saja anda siap. Yang penting mempersiapkan diri dan harus ada keinginan untuk berjihad bagi setiap muslim tanpa harus nunggu khilafah tegak!
Fuad: Betul itu!

Apakah dengan mendirikan sebuah kotra kultur, kolektif, scene atau apalah namanya diantara kalian (muslim) bisa dikategorikan dengan jihad? Mengapa?
Thufail: Tidak! Itu bukan jihad! Itu cuma sarana untuk berjamaah contohnya. Jihad itu perang! Jihad itu Qital! Kalau bikin kolektif terus jadi partai politik dan ikut pemilu wah itu sih bukan jihad tapi itu pragmatis!
Fuad; Gue setuju sama Thufail, bagi gue mendirikan sebuah scene atau kolektif yaitu dalam rangka membangun sarana untuk memperluas ukhuwah islamiyah sekaligus mempersiapkan barisan untuk menghancurkan thagut! Nah baru kita berjihad dengan Qital itulah sebenarnya Jihad!
Jhondoe: Tapi ngak pakai jalan thagut macam demokrasi.
Thufail: Atau jadi ormas di negeri kafir kayak indonesia ini.

Seberapa besar sih komunitas kolektif-kolektif muslim saat ini? Dan bagaimana gerak mereka?
Fuad: Kelihatannya sih berkembang pesat, Alhamdulillah support!!!
Thufail: Cuma kebanyakan masih bersifat euforia, ashobiyah dan bawa agenda harokah masing masing secara sembunyi-sembunyi. Ngak semua kolektif muslim itu sejalan.. Kayak gue ngak akan mau berjuang sama kolektif muslim yang mengatakan jihad itu setelah khilafah tegak atau pakai jalan kafir demokrasi!
Jhondoe: Selama pergerakan itu tidak bertentang dengan Al Quran dan As Sunnah. Tapi jangan menolak kebenaran kalau jalannya udah jihad ya jihad aja, ngak usah khilafah tegak atau jalan demokrasi.

Lantas bagaimana hubungan kalain dengan mereka yang ”sealiran” plus dengan saudara-saudara muslim kalian yang menjadikan ”usaha” atau produk mereka sebagai bisnis berlabel Islam yang terkesan komersil sekali? Terlebih mereka yang begitu sangat peduli akan pentingnya copyright.
Jhondoe: Emang kita komersil kok, kami menjual kalian membeli. Hahaha
Thufail: hahahaha....
Fuad: Islam tidak melarang kita komersil asal bayar zakat, infak, sedekah juga ngak lupa diri. Komersil bukan berarti kapitalis. Ya ga pa2 lah kita ingatkan saja klo gak sadar ya berati takut kehabisan rezeki. hehehe
Thufail: gue ngak jadi orang tolol yang menolak demokrasi tapi minta bantuan TNI untuk perang sama Israel ke Jalur Gaza. KetapelArt ngak kayak gitu. Kami bergerak sesuai kemampuan kami selama itu tidak bertentangan pemahaman kami terhadap dalil-dalil Al Quran dan As Sunnah masa bodoh dengan pendapat orang banyak! Kami akan menarik setiap prinsip jika kami bisa menemukan dalil-dalil yang lebih shahih dari apa yang kami pahami. Jadi masalah komersil itu tidak masalah selama ia tidak kapitalis dan tidak melanggar nilai-nilai Syariat Islam.
Jhondoe: Yang penting dalilnya. Dan kami hanya ikut dalil-dalil yang shahih! Selama komersil itu diatas dalil yang benar kami akan membenarkannya!

Pandangan kalian sendiri dengan copyright?
Bareng – bareng: Copyright gak banget dech!

Kalian membentuk sebuah kolektif bernama KetapelArt. Sebagian lain menamakan X, Y hingga Z. Bukankah pelabelan itu justru terkesan seakan-akan kalian terpecah dan berpisah satu dengan lainnya?
Fuad: KetapelArt itu produk bukan kolektif, bukan harokah ataupun ormas!
Thufail dan Jhondoe: Setuju!
Thufail: Lagian buat apa bersatu kalau menafikan hal-hal prinsipil!
Jhondoe: Yoi!

Dengan kondisi kaum muslimin yang saat ini terpisah-pisah, tertindas plus kemauan kalian untuk membangun sebuah kolektif yang Islami, pernah tidak terpikir untuk membentuk komunitas sendiri yang menerapkan Syariat Islam seperti kasus Jemaah Imron atau mirip dengan Komunitas (kiri) Taring Padi di Yogyakarta?
Jhondoe: Yeah dibilang kami ini bukan kolektif!
Fuad: Tapi berjamaah itu wajib maka berjamaah lah!

Lantas langkah apa yang sekiranya kalian lakukan agar banyaknya pelabelan diantara kalian bukanlah suatu bentuk perpecahan?
Bareng – bareng: Jihaaaaaaad!!!!

Banyak spekulasi, ramalan bahkan hasil penelitian bahwa pada tahun 2012 akan terjadi sesuatu hal yang sangat besar. Kira-kira menurut kamu apa itu? Akankah itu awal kemenangan Islam atau seperti apa?
Jhondoe: Ya elah Mama Lauren, Mama Lauren
Thufail dan Fuad: Hahahaha.. Kami tidak suka berandai-andai! Yang penting mah ikhtiar dulu ramalan mah gak sah dipikirin. Hati2 jd soudzon…

Apa yang ada dibenak kalian ketika saya mengatakan ini; Minorthreat, Bad Religion, Sex Pistols, Crass, The Business, Conflict, Earth Crisis, Propagandhi, Disprupt, Brutal Truth?
Bareng – bareng: Kafir semuaaaaa tambahin tuh bettercore Kafir HARBI

Lalu kalau dengan ini apa yang ada dibenak kalian; Syeikh Abdullah Azzam, Syeikh Osama Bin Laden, Sayyid Qutb, Abu Mus’ab Al Zarqawy, Ayman Az Zhawahiri, Mullah Muhammad Umar, Abu Umar Al Baghdady?
Bareng – bareng: Kami ingin seperti mereka!
Jhondoe: Selama mereka istiqomah dengan Al Quran dan As Sunnah
Thufail dan Fuad: Setuju!

Kalau misalnya para mujahid trio Bom Bali yang syahid (insyallah) kemarin ternyata sebelum ditembak mati memberikan wasiat buat kalian. Isi wasiatnya berupa alat, dana & ilmu serta petunjuk untuk membom fasilitas-fasilitas Amerika di negeri ini. Apa yang akan kalian lakukan?
Jhondoe: Kami tidak suka berandai andai
Thufail dan Fuad: Betul!

Apa yang akan kalian lakukan kalau saya berikan sebuah ketapel canggih -lebih kurang seperti senjata canggih- pas di Poster café, Harley-Davidson café, M-Club, Lipstick sedang ada gigs bertema Marx Days plus beer gratis buat yang datang?
Jhondoe: Saya ngak terima dari kamu, bisa jadi dari CIA dan BIN kami akan beli senjata sendiri .. dan destroooy!
Thufail: Hahahaha
Fuad: Setuju!

Pilih mana Ak-47, Ketapel, atau piloks untuk “vandal”? Kenapa?
Bareng – bareng: AK47!
Thufail: Buat mainan anak gue kelak!
Jhondoe dan Fuad: Hahaha Amin ya mijibasailin

Terakhir, menurut kalian apa sih yang harusnya dilakukan saat ini dalam konteks perjuangan yang kalian yakini? Bentuknya seperti apa? Dengan siapa kalian berjuang?
Bareng – bareng: Mau tahu aja!
Jhondoe: Yang pasti perjuangan kami tidak akan bersama SBY apalagi Hidayat Nur Wahid
Fuad: Kasih tau ga ya??? Kasih tau gak ya???
Bareng – bareng: Kami berjuang bersama Allah dan Rasul-Nya

Viva La Golput!

Senin, 11 Mei 2009


Akhirnya sudah bisa dipastikan Golput menang kembali dalam pemilu kali ini. Golput sukses mengalahkan Partai Demokrat (24,42%), Partai Golkar (19,28% ), PDI-P (16,06%), dan PKS (10,53%). Sedangkan yang lain? Partai lain sengaja tidak saya sebut sebab kalau diikutkan kasihan terlalu jauh jaraknya apabila harus bersaing dengan golput.

Jujur saya senyam-senyum sendiri setelah tadi pagi membaca koran. Ternyata perhitungan golput pada pemilu ini sebesar lebih kurang 40% dari total DPT. Bayangkan saja angka sebanyak itu kalau kemudian masuk ke dalam parlemen. Tentu ini akan membuat partainya SBY terkencing-kencing meminta untuk berkoalisi. Atau malah berak di tempat. Hahaha…

***

Buat saya golput itu hak asasi. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. Golput merupakan deklarasi perlawanan dan perjuangan yang tercermin dari wajah ganda golput, yaitu konfrontatif dan korektif. Apalagi Golput yang murni atas dasar bukan keterpaksaaan. Ia adalah salah satu bentuk perlawanan atas hegemoni yang ada. Seperti saya (deuh bangga… dasar belagu). Hehehehe…

Seingat saya, golput selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dari sejak tahun 1955 hingga 2009, angka golput tidak pernah mengalami penurunan. Justru dia selalu naik dengan signifikan. Entah alasan para golput itu kenapa. Yang jelas apabila dihitung ulang, Pemilu Legislatif 2009 sesuai dengan Perppu No 1/2009, angka golput yang sebesar 40 persen itu setara dengan 68.506.177 pemilih. Dengan catatan total DPT adalah 171.265.442 jiwa.

Silakan dilihat dan dibaca lagi!
Enam puluh delapan juta lima ratusenam ribu seratus tujuh puluh tujuh orang bo!

Angka sebanyak ini setara dengan 34 kali penduduk kota Bandung. Kalau digabungkan, total luas wilayahnya bisa sampai satu pulau Jawa. Sedangkan bila dibandingkan dengan negara-negara di Eropa sana, jumlah orang dan luas seperti itu sama artinya dengan beberapa buah negara Eropa digabungkan dalam satu wilayah.

So, inilah sebenarnya bukti bahwa rakyat sudah tidak peduli dan membenci sistem yang ada. Saat ini rakyat sudah tidak mudah lagi dibodohi hanya dengan bingkisan-bingkisan, amplop-amplop serangan fajar, dll. Bahkan sejujurnya rakyat sendiri secara tidak langsung sudah tidak lagi percaya akan demokrasi yang selama ini digembar-gemborkan sebagai way of life (rakyat atau saya ya??? Semoga rakyat. Hahaha….) Sebab demokrasi memang di ambang keuntuhan. Apa yang akan didapat dari demokrasi kalau tidak kehancuran?

Karena berakibat pada kehancuran maka menutup tulisan ini saya mencoba mengingatkan kembali pada orang-orang yang masih mempercayai perubahan ini dengan demokrasi; Bayangkan oleh kalian apabila suara 40% itu menginginkan sebuah perubahan atau kasarnya revolusi. Sudah seharusnya kalian tidak menolaknya karena demokrasi mengadopsi suara terbanyak adalah pemenangnya. OK?!

Dan patut diingat, untuk tercapainya itu, saya tak bisa dibungkam. Saya akan terus melawan dalam ruang perlawanan sekecil dan sesulit apa pun. Sebab saya tidak ingin hidup saya hancur karena demokrasi sialan kalian.

Long life Golput! Viva la Golput!

Rocks Versus Rifles

Pscyho


Hahaha…

Saya tertawa sendiri hari ini. Bukan karena Opera Van Jawa yang lucunya parah banget malam tadi. Akan tetapi lucu terhadap diri saya sendiri.

Masalahnya sih kecil. Saking kecilnya mungkin bisa dibilang ga penting. Jauh berbeda dengan masalahnya Antasari Azhar yang digosipkan ada main dengan Rani Juliani. Ini hanya sebuah polemik –kayaknya kedungungan deh- atas 2 buah kata yang baru saya ketahui perbedaannya beberpaa menit yang lalu.

Saya yakin banyak orang yang sudah mengetahui perbedaan dua kata tersebut. Tapi tidak menutup kemungkinan juga ada yang masih ragu (kalau tidak mau dikatakan odong-odong) seperti saya. Kedua kata tersebut adalah; Psikolog & Psikiater.
Sekilas memang terkesan sama. Betul tidak?

Yang bilang sama seperti saya kayaknya bego banget. Orang jelas gitu 4-5 huruf dibelakang berbeda. Kok masih dibilang sama. Sama darimananya? Dari Hongkong?!:p

Saya menganggap Psikolog & Psikiater itu adalah tidaklah jauh berbeda. Podo wae. Mereka sama-sama lulusan dari fakultas psikologi. Psikiater itu lulusan S2 Psikolog, sedangkan Psikolog adalah ahli tentang psikologi yang dulunya memang lulusan psikologi. Jadi, seorang Psikiater belum tentu dia psikolog akan tetapi seorang Psikolog sudah pasti seorang Psikiater. Begitu yang saya pikirkan. Dulu.

Faktanya ternyata apa yang saya pikirkan salah besar. Menurut Kamus umum Belanda Indonesia karya Prof. Drs. S. Wojowasito, kedua kata ini adalah kata serapan Belanda. Kata psycholoog berarti ahli jiwa sedangkan pscyhiater diberi arti dokter (penyakit) jiwa a.k.a Schizophrenia cs. Seorang dikatakan sebagai Psikolog ketika dia telah lulus dari fakultas psikologi dan menempuh Magister profesi Psikologi. Sedangkan Psikiater adalah seorang lulusan fakultas kedokteran yang telah menyelesaikan pendidikan spesialisasi kedokteran jiwa.

Selain itu, ada juga perbedaan mendasar dalam mengaplikasikan ilmunya di tengah pasien/kliennya. Psikiater memberikan pelayanan berupa psikoterapi dan berhak membuat resep untuk obat-obatan psikofarma yang dibutuhkan pasien. Ia adalah pure medical doctor. Sementara, Psikolog melayani kliennya melalui konselin dan psikoterapi. Ia dapat merujuk klien atau pasien ke Psikiater bila memang membutuhkan perawatan medis. Namun dia tidak berhak untuk memberikan obat-obatan medis. Kecuali –mungkin- permen Sugus atau Bala-bala ketika sedang konseling dengan kliennya. Hehehe…

Kalau begitu, pantas saja saya sempat ditertawakan beberapa waktu yang lalu. Ketika itu saya pergi ke Rumah Sakit Jiwa untuk minta tes Psikologi. Niatnya sih ingin tahu sampai sejauh mana potensi diri saya & kemana sebaiknya harus diarahkan. Alih-alih diarahkan yang ada saya malah ditertawakan oleh pegawai-pegawai Riau 11. Beruntung saya tidak langsung diringkus oleh mereka lalu dimasukan ke dalam ruang emergency perawatan. Kalau sampai itu terjadi mungkin saya sekarang sedang asyik bercengkrama dengan “mereka”. Atau mungkin juga saya sudah menjadi bos “mereka” di Riau 11. Sebab saya orang yang paling waras diantara mereka. Hebat kan?

Tapi kalau dipikir-pikir, emang menjadi Bos orang-orang ga waras patut dibanggakan ya? Perasaan ga ada orang yang mau memimpin orang gila. Kecuali ya orang gila itu sendiri. Lalu kalau begitu apa saya juga gila ya??? Oh… TIDAKKKKKK

Tak Selamanya Doger Itu Monyet


Sudah sejak awal tahun ini, beberapa perempatan di Kota Bandung ramai dengan atraksi doger monyet. Tak kurang dari 11 titik perempatan, atraksi ini hadir menemani para pengemudi kendaraan. Termasuk saya.

Entah siapa yang memulai namun yang jelas monyet-monyet yang beraksi disana memang pintar membuat orang tersenyum bahkan tertawa terbahak.

Buat saya, kalau sekedar melihat gaya “Ongky pergi ke pasar” atau “ Ongky maen bola” sih kayaknya sudah terlalu basi. Maklum saya kan pengamat permonyetan (hehehe….). Tapi kalau melihat si “Ongky” menggunakan peci, sarung, menggelar sajadah dan lantas menggerakan tangan seakan takbiratul ikhram, ini sesuatu yang baru buat saya. Dahsyatnya lagi, si “Ongky” melakukan gerakan lain seperti ruku hingga sujud. Hebat! Decak saya.

Selain berperan sebagai orang eh monyet yang sedang sholat, si “Ongky” pun dapat memainkan peran-peran lain. Dari mulai bergaya ala Kurt Cobain (soalnya setelah bermain gitarnya lantas dibanting-banting), tiarap memegang bambu runcing seperti arek-arek Suroboyo, sampai menaiki motor memakai helm plus jaket bak Valentino Rossi.

Namun yang peran baru si “Ongky” yang menurut saya lebih menarik daripada yang lainnya. Yaitu ketika si “Ongky” memakai topeng SBY sambil memegang tongkat berposter Partai Demokrat. “Ongky” Berjalan hilir mudik mirip orang sedang berdemo. Tak lupa diacungkan juga poster tersebut naik turun. Gila… Monyet saja dukung SBY pikir saya.

Aksi-aksi yang diperankan si “Ongky” sebenarnya tidak hanya sampai disitu. Masih banyak yang lainnya tapi sengaja tidak saya sebutkan. Saya hanya ingin memberitahukan bahwa “Ongky” memang bisa demikian karena ia dilatih dan dikendalikan untuk seperti itu. Ia pun bisa secara instant dipinjamkan oleh empunya kepada siapa saja yang ingin menyewanya untuk menghasilkan uang. Persis seperti yang dilakukan orang-orang di perempatan jalan itu. Mereka bilang pada saya kalau sebenarnya mereka bukan empu si monyet. Mereka hanya menyewa pada si empu sebesar Rp. 15.000. Sedangkan mereka akan mendapatkan hasil sekitar Rp. 100.000 – 150.000/hari.

Jujur sebenarnya saya kasihan pada monyet-monyet itu. Ini bukan berdasar karena monyet adalah nenek moyang kita seperti yang Darwin bilang (saya tidak percaya teori Darwin) tapi karena hal tersebut tidak berperikehewanan. Mereka hanya dieksploitasi untuk mendapatkan keuntungan bagi manusia tetapi timbal balik dari manusia tidaklah sebanding dengan apa yang mereka terima.

Saya tidak bermaksud untuk menyalahkan mereka pengguna monyet-monyet tersebut. Sebab di alam kapitalis serta sistem yang rusak seperti sekarang ini, hidup bermotif sekedar mencari secuap nasi pun terasa begitu berat. Mereka akhirnya harus berada di jalanan tanpa pengaman dari kepanasan, polusi, penyakit, dll. Padahal kalau dibandingkan, uang yang didapat tidaklah sebanding dengan rusaknya organ-organ tubuh yang akan terasa suatu saat kelak. Mengenaskan.

***

Syahdan di suatu negeri antah berantah. Dari sejak awal tahun, perempatan di negeri mereka ramai dengan spanduk & poster. Tak kurang dari 48 macam bendera hadir di tengah para pengemudi kendaraan. Semuanya menampilkan foto-foto manusia yang kalau dijumlahkan jumlahnya mencapai angka ribuan.

Entah siapa yang pertama kali memulai namun yang jelas manusia-manusia ini pintar sekali bergaya untuk fotonya. Sesekali dibawahnay ditulsikan beberapa kata-kata yang begitu mempesona.

Buat yang sudah terbiasa lihat foto, gaya portrait ala foto KTP kayaknya sudah terlalu basi. Tapi kalau melihat foto dengan gaya aneh-aneh bisa jadi itu suatu yang baru bahkan luar biasa. Seperti –katanya- ada foto yang menampilkan kalau seseorang dari mereka berpakaian bak Superman. Lengkap dengan kuncir S di depan jidatnya. Tak lupa tangan kanan dikepal dan di majukan. Mirip dengan gamabar superhero di coklat Superman. Hebatlah!

Selain berperan sebagai orang bak superhero, beberapa dari mereka pun ada yang memainkan peran-peran lain. Dari mulai yang mengaku sohib David Bekcham, bergaya petani yang sedang macul, sampai yang berlagak ala rockstar dengan dandanan penuh dengan bahan-bahan dari kulit

Namun –katanya- ada yang lebih menarik daripada yang lainnya. Kalau yang lain berlagak seperti artis karena memang mereka bukan artis tapi ada sebagian foto yang memang artis beneran. Bukan sulap bukan sihir. Mereka artis yang memang benar-benar artis. Gila… artis saja yang sudah terkenal begitu pasang aksi di jalanan!

Aksi-aksi yang diperankan orang-orang di negeri antar berantah sebenarnya tidak hanya sampai disitu. Masih banyak yang lainnya. Namun intinya hanya ingin memberitahukan bahwa mereka memang bisa demikian karena ia dilatih dan dikendalikan untuk seperti itu. Mereka bisa secara karbitan diciptakan agar sesuai dengan apa yang dipikirkan. Bahkan disewakan dirinya untuk menghasilkan uang pun bisa.

Mereka bak boneka yang digunakan untuk mendapatkan keuntungan di kemudian hari. Besarnya entah berapa. Yang jelas besar sekali. Namun sebenarnya pendapatan mereka tidaklah seimbang apabila dibanding dengan orang-orang yang sebenarnya menguasai mereka.

***

Beberapa hari yang lalu, saya sudah tidak melihat lagi doger monyet di perempatan. Katanya sih diciduk Polisi Pamong Praja (tapi kemarin saya melihat mereka kembali memenuhi perempatan-perempatan jalan lagi.)

Katanya lagi. Menurut kabar dari negeri yang antah berantah, Poster & spanduk berfoto orang-orang di banyak perempatan jalan pun sekarang nyaris sudah tidak ada.

Entah kenapa sampai sekarang foto-foto itu tidak nampak lagi. Semoga saja ketidaknampakan mereka bukan berarti akan mencari perempatan jalan di negeri lain. Seperti di kota saya ini. Saya memang bukan orang yang mempunyai kewenangan untuk menolak itu semua. Tapi sumpah! Di kota saya ini sudah terlalu perempatan jalan yang dipenuhi orang-orang yang mencari duit dengan doger monyet. Kecuali mereka sangat memaksa dan mau dianggap doger monyet, ya silakan!